Kisah Ridlo Setyono, Staf UMM yang Kenalkan Muhammadiyah di Polandia

Author : Humas | Selasa, 11 April 2017 11:22 WIB
Ridlo Setyono saat berswafoto di salah satu sudut kota Lublin, Polandia.

BADAN seakan ditusuk jarum es, telapak tangan serasa kram, lutut berdenyut dan mulut rasanya ngilu menahan dinginnya cuaca di bumi Eropa. Demikian kisah Ridlo Setyono mengilustrasikan suasana musim semi di Lublin, kota terbesar ke-9 di Polandia, saat mengikuti beasiswa pertukaran Erasmus+ atas sponsor Uni Eropa.

Memang, bagi warga negara tropis seperti Indonesia, merasakan musim semi di Eropa adalah pengalaman mengasyikkan sekaligus menantang. “Kegiatan selama di Polandia berpusat di Lublin University of Technology (LUT). Selain saya yang dari Indonesia, peserta lainnya berasal dari Perancis, Spanyol, Rusia, Serbia, Libanon, Maroko, Tunisia, Aljazair, Kosovo, Kamboja, dan Honduras,” tutur Kepala Urusan Perlengkapan dan Inventaris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Ridlo menceritakan, di awal kedatangan, peserta disambut dengan welcoming remark dari International Exchange Education LUT yang diwakili oleh Małgorzata Wilczyńska. Ridlo sebagai wakil UMM tak hanya memanfaatkan momen itu untuk mengenalkan dirinya dan kampusnya saja, tapi juga persyarikatan Muhammadiyah, tentunya dengan bahasa Inggris.

Ridlo Setyono saat menjelaskan tentang UMM dan Muhammadiyah di hadapan peserta Erasmus dari sejumlah negara seperti Perancis, Spanyol, Rusia, Serbia, Libanon, Maroko, Tunisia, Aljazair, Kosovo, Kamboja, dan Honduras.

“ini adalah saat tepat bagi saya untuk mengenalkan kampus dan juga Muhammadiyah. Setelah perkenalan pribadi dan kampus, saya tambahkan dengan mengatakan kalau UMM adalah salah satu dari kampus besar yang dimiliki organisasi Islam terbesar di Indonesia. Muhammadiyah adalah pioner pendidikan di Indonesia sejak 1913 M. Saat ini, Muhammadiyah telah memiliki ribuan sekolah dan perguruan tinggi yang menyebar di seluruh Indonesia, bahkan telah dibuka kampus Muhammadiyah di luar negeri seperti di Malaysia,” papar Ridlo.

Oleh karena itu, lanjut Ridlo, untuk urusan pendidikan, pemerintah Indonesia mempercayakan kepada Muhammadiyah, terbukti Menteri Pendidikan sekarang berasal dari jajaran pimpinan Muhammadiyah. “Peserta terlihat terkesima, mereka menyimak sembari penasaran dengan penjelasan saya mengenai Muhammadiyah. Terlihat peserta dengan khidmat mengikuti apa yang saya sampaikan,” jelas sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Malang ini.

Disaat Ridlo menjelaskan mengenai Muhammadiyah, salah satu peserta dari Maroko, Hanae, mengacungkan tangan sambil berkata “I am also from Muhammadiyah. That’s one of the names of city in Maroko”, kata Hanae. Hadirin semula tampak penasaran dengan apa yang disampaikan. Ternyata di Maroko, nama muhammadiyah sudah terkenal karena di sana ada kota yang bernama Mohammedia.

Menutup presentasi singkat itu, Ridlo menyampaian bahwa UMM dan Muhammadiyah membuka pintu kepada semua delegasi kampus bila berkeinginan untuk research, studi banding, sharing dan diskusi mengenai UMM dan Muhammadiyah. “Semoga ini menjadi salah satu media untuk mengenalkan Muhammadiyah di belahan negara lain yang belum paham tentang organisasi ini,” ujarnya.

Peserta tampak antusias dan penasaran dengan apa yang diceritakan Ridlo lantara ia merupakan satu-satunya peserta dari Indonesia. “Mereka yang berasala dari Timur Tengah sangat appreciate dan mengagumi dengan mengatakan ‘Indonesia is a good country’. Jadi di mata mereka, kita bangsa Indonesia masih dipandang baik dan sukses pemerintahannya,” tutup Ridlo. (rid/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image