Kuliah Perdana HI UMM bersama Dubes Rizal Sukma

Author : Humas | Rabu, 04 November 2020 10:57 WIB
Kuliah Perdana Virtual prodi HI UMM bersama Dubes Duta Besar LBBP Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya merangkap Republik Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional 2016-2020 (Foto: Istimewa)
PROGRAM Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (HI UMM) menggelar Kuliah Perdana Virtual. Di hadapan lebih dari 400 mahasiswa baru Prodi HI UMM, Dr Rizal Sukma, MSc, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya merangkap Republik Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional 2016-2020 didapuk memberikan kuliah umum.
 
Dalam paparannya Rizal Sukma mengungkap arti penting Inggris bagi Indonesia. Menurutnya, pertanyaan tentang apa arti penting sebuah negara penempatan adalah pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh seorang duta besar maupun diplomat pada umumnya ketika ditempatkan di negara sahabat.
 
Sebagai duta besar yang berkedudukan di London, Inggris, Dubes Rizal Sukma mengungkap setidaknya ada empat arti penting Inggris bagi Indonesia. Pertama, Inggris merupakan salah satu dari lima negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB). Posisi Inggris ini menunjukkan bahwa negara itu memiliki kapasitas dan kapabilitas power yang besar di dunia. Sekaligus penting bagi upaya pencapaian kepentingan nasional Indonesia yang saat ini menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB.
 
“Arti penting yang kedua adalah Inggris merupakan negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia dan negara dagang terbesar kesepuluh di dunia. Hal ini penting untuk memperkuat kerja sama Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi dengan Inggris,” ungkapnya, Senin, (2/11).
 
Baca juga: Perkuat Ketahanan Pangan di Masa Pandemi dengan Hidroponik
 
Peneliti senior dan Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) 2009-2015 itu juga mengatakan bahwa bersama Indonesia, Inggris merupakan negara anggota G-20. G-20 sendiri merupakan forum bagi dua puluh negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Posisi ini menempatkan kedua negara memiliki hubungan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang erat.
 
Selain itu, Inggris merupakan negara dengan jaringan media terbesar di dunia, seperti BBC, Reuters, dan lainnya. “Tidak hanya media, Inggris juga memiliki lembaga pendidikan peringkat dunia seperti Oxford, Cambridge dan lainnya. Inggris juga menjadi basis berbagai organisasi internasional pemerintah maupun organisasi internasional non-pemerintah, seperti Amnesty International dan lainnya. Semua ini menjadi penting bagi pencapaian kepentingan nasional Indonesia,” papar dubes yang juga aktif di Persyarikatan Muhammadiyah itu.
 
Sebagai dubes yang juga ditugaskan sebagai perwakilan tetap pada Organisasi Maritim Dunia atau International Maritime Organization (IMO), Inggris penting karena IMO berlokasi di negara itu. Menurutnya, IMO merupakan badan khusus PBB yang sangat penting bagi Indonesia, khususnya terkait kepentingan di bidang maritim. Karena itulah, sebagai dubes, pihaknya juga ditugaskan untuk memaksimalkan diplomasi maritim Indonesia di dunia internasional untuk mendukung tercapainya visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
 
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Inggris telah terjalin selama lebih 70 tahun. Dalam kurun waktu itu, kedua negara memiliki hubungan dan kerja sama yang cukup erat di berbagai bidang, seperti ekonomi, perdagangan, investasi, pendidikan, teknologi, maritim, sosial budaya hingga pertahanan.
 
Setidaknya ada enam irisan kepentingan nasional Indonesia dan Inggris. Irisan kepentingan nasional inilah yang menjadikan hubungan kedua negara relatif stabil tanpa adanya ketegangan yang berarti. Hal yang pertama adalah kedua negara sama-sama merupakan negara maritim. “Kondisi geografis sebagai negara kepulauan ini menjadikan laut sebagai prioritas kepentingan nasional bagi kedua negara. Laut merupakan aset ekonomi dan perdagangan. Sekaligus pula, keamanan dan keselamatan di laut menjadi perhatian bersama bagi kedua negara,” paparnya.
 
Kedua negara juga memiliki kepentingan bersama di bidang perdagangan dan investasi. Inggris melihat Indonesia sebagai prioritas perdagangan dan investasi. Sebaliknya, Indonesia memandang Inggris sebagai negara maju mitra perdagangan strategis. “Sampai tahun 2016, Inggris merupakan sumber investasi terbesar kelima bagi Indonesia di berbagai bidang,” tambah peneliti senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu.
 
Baca juga: Lagi, UMM Jadi Tuan Rumah Kontes Kapal Cepat Nasional
 
Lebih lanjut, kedua negara juga memiliki irisan kepentingan di bidang pendidikan dan teknologi. Berbagai perguruan tinggi kelas dunia yang ada di Inggris, seperti Oxford, Cambridge, London School of Economic and Political Science dan lainnya miliki beragam kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu, kedua negara adalah negara demokrasi. Keduanya memiliki komitmen  yang sama tentang pentingnya perwujudan nilai-nilai demokrasi.
 
Pria yang pernah mendapat penghargaan sebagai One of 100 Global Thinkers oleh Foreign Policy Magazine itu juga menegaskan bahwa Indonesia dan Inggris memiliki kepentingan yang sama terkait kawasan Asia Tenggara yang stabil. “Asia Tenggara yang stabil memudahkan Inggris untuk melakukan hubungan perdagangan dengan seluruh negara anggota ASEAN dan negara Asia Timur. Stabilitas di Laut China Selatan dan Selat Malaka sebagai arus utama lalu lintas perdagangan internasional menjadi penting,” ungkapnya.
 
Terakhir, kedua negara yang memulai hubungan diplomatik sejak 1949 juga memiliki kepentingan dan komitmen dalam mengatasi masalah-masalah global, seperti isu perubahan iklim, kejahatan transnasional terorganisir, dan masalah global lainnya. Irisan kepentingan nasional yang sama inilah rahasia yang menjadikan hubungan kedua negara semakin kokoh yang terbangun melalui nilai-nilai persahabatan, saling menghormati, dan kerja sama. (*can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image