Kupas Prosedur Tanam Rambut bersama Dokter RS UMM

Author : Humas | Selasa, 22 Februari 2022 07:33 WIB
Dokter UMM Dr. dr. Ruby Riana Asparini, SpBP-RE (K) (Foto : Syifa/Humas)

Transplantasi rambut merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kebotakan di kepala yang disertai kerusakan folikel  rambut. Bahkan kini, transplantasi ini mulai dikenal luas oleh masyarakat sejak beberapa artis tanah air melakukannya. Terutama mereka yang ingin mengatasi masalah kebotakan atau penipisan rambut.

Dokter Rumah Sakit (RS) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. dr. Ruby Riana Asparini, SpBP-RE (K). menjelaskan bahwa transplantasi rambut bukanlah suatu operasi besar dan sangat aman untuk dilakukan. Transplantasi ini bisa dilakukan pada siapa saja dari semua kalangan usia. Meskipun bukan tergolong operasi yang besar, operasi ini hanya bisa dilakukan terbatas di beberapa Rumah Sakit (RS) tertentu saja.

“Ada beberapa kriteria dalam transplantasi rambut yang harus dipenuhi oleh pasien yaitu rambut rontok yang cukup, rambut daerah donor yang baik, kulit kepala yang sehat, kesehatan umum yang baik, dan pasien memiliki harapan yang wajar,” ujar dosen Fakultas Kedokteran (FK) tersebut.

Baca juga : FISIP UMM Bahas Peluang Bisnis Sociopreneurship

Lebih lanjut, Ruby sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa ada beberapa persiapn yang harus dilakukan pasien ketika akan menjalani operasi ini. Pertama adalah diet khusus selama satu minggu sebelum transplantasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi darah yang keluar selama operasi. Selain itu ada pengecekan fisik dan darah untuk mengetahui kemungkinan pasien menderita penyakit atau kelainan tertentu. Terakhir, pasien harus menghentikan konsumsi obat-obatan seperti aspirin, vitamin E, food supplement, dan obat pengencer darah selama satu minggu sebelum operasi berlangsung.

“Dalam proses transplantasinya sendiri, dokter dibantu oleh tim transplantasi yang berjumlah empat sampai lima orang. Adapun waktu yang dibutuhkan sekitar empat hingga lima jam dengan keadaan sadar. Semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien untuk melaksanakan instruksi sebelum transplantasi, maka makin sedikit pula darah yang keluar. Hal ini juga akan mempercepat proses operasi,” ungkap dosen kelahiran Jakarta tersebut.

Ruby kembali menuturkan bahwa penanaman rambut ini memiliki beberapa efek samping pasca operasi. Namun efek-efek tersebut hanya berlangsung sementara. Salah satu efek samping yang dirasakan adalah pembengkakan pada wajah tanpa rasa nyeri. Efek tersebut biasanya mulai terjadi pada hari kedua atau ketiga setelah penanaman dan berlangsung selama lima sampai tujuh hari. Efek lain yang mungkin akan timbul adalah memar ringan di sekitar mata yang akan hilang dalam beberapa hari, rasa kebas pada daerah donor, serta rasa nyeri ringan pada daerah donor yang menyerupai nyeri setelah operasi kecil.

Baca juga : Nixon, Mahasiswa UMM yang Jadi Influencer Tiktok Makanan

“Pasca operasi, pasien juga tidak diperkenankan mencuci rambutnya sendiri. Pencucian rambut harus dilakukan oleh salah seorang dari tim transplantasi pada hari kedua, keempat dan kedelapan setelah transplantasi rambut. Pasien baru diperbolehkan mencuci rambutnya sendiri setelah satu minggu pasca operasi dengan menggunakan shampoo antiseptic,” terang Ruby.

Lebih lanjut, rambut yang dicangkok akan mulai tumbuh secara normal tiga bulan setelah proses penanaman. Rambut itu akan tetap tumbuh normal serta mempunyai sifat yang sama dengan asal dari mana rambut tersebut diambil.

“Misalnya apabila donor berasal dari kepala bagian belakang kepala, maka rambut hasil tanam akan memiliki sifat dan ketahanan yang sama seperti rambut kepala bagian belakang serta tidak akan mengikuti proses kerontokan. Untuk biaya dari prosedur tanam rambut ini tergantung dari tingkat kesulitan, banyaknya folikel rambut yang diambil, serta pengalaman dokter. Biaya operasi ini berkisar antara 50 sampai 200 juta,” tandasnya. (syi/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image