Mahasiswa UMM ketika memberi obat kepada hewan ternak (Foto: Istimewa) |
Guna mewujudkan hasil ternak yang memuaskan, Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan produk jamu herbal. Produk ini telah disebarkan ke berbagai Komunitas Pesantren Teknologi Tempat Guna (TTG) dan peternak kecil dan skala sedang serta koperasi.
Menurut Wahyu Widodo, salah satu anggota tim mengatakan bahwa produk jamu herbal ini memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bubuk. Meski lebih terjangkau, mutu produksinya juga tidak kalah dengan yang lain. Wahyu, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa produk ini sengaja dibuat karena jamu herbal untuk ternak sangat mahal karena adanya pandemi beberapa waktu lalu.
“Selain itu, jamu ini juga sangat efektif untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak. Utamanya dalam proses penyembuhan sapi perah yang nampak gerhasil. Produk bubuk dan jamu herbal siyuna ini bisa digunakan untuk unggas maupun ruminan,” tambahnya.
Di sisi lain, menurut Imbang Dwi Rahayu selaku dosen UMM menjelaskan bahwa jamu herbal mengandung antibakteri alami, yaitu senyawa aktif dalam tumbuhan yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Selain itu juga berfungsi untuk merusak membran sel pathogen dan Modifikasi permukaan sel-sel patogen, mempengaruhi sifat hidrofobik, sehingga menurunkan kapasitas keganasan. Pun dengan upaya merangsang sistem kekebalan tubuh, melindungi mukosa usus, serta meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.
Adapun jamu herbal organic untuk ternak dengan Merek Siyuna ini telah berhasil memberikan harapan baru untuk ternak sehat, baik dalam meningkatkan produktivitas. Utamanya yang berupa telur dan daging serta memberikan kenaikan produksi susu. Menariknya, program PPUPIK ini juga mendorong terbentuknya kerjasama baik penelitian maupun pemasaran dalam bidang telur, daging, hingga sapi perah
Beberapa wilayah yang sudah dikenalkan produk jamu herbal Siyuna di antaranya Malang Raya, Kabupaten Blitar, Pandaan, Pasuruan, Probolinggo hingga Daerah Bojonegoro. Selain itu khusus untuk ayam kampung, telah dibentuk outlet-outlet ayam kampung sehat.
Inovasi produk cair yang menjadi produk baru dan unggul telah disosialisasikan sejak Oktober ini. Bahkan juga sudah merintis kerjasama dengan Kube Pengembangan Sapi Perah (PSP), CV Maju Mapan Desa Kemiri Kecamatan Jabung, dan sederet lainnya. Hal itu dilakukan untuk melebarkan jangkauan pemasaran dari jamu herbal ini sekaligus menyebarkan manfaat yang dikandungnya.
Secara khusus program ini juga melibatkan maahasiswa baik untuk Praktek Usaha Peternakan (PUP), Kuliah Kerja Nyata (KKN), serta mahasiwa yang berbais Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Adapun tim itu diketuai oleh Adi Sutanto dan diisi oleh Wahyu Widodo sebagai ahli pakan, Imbang Dwi Rahayu, Tri Sakti Handayani, dan Aprilia Devi Anggraeni. (wil)