Lewat Gerakan Shubuh Berjamaah, UKM Kerohanian JF Ajak Civitas Akademika Jadi Ulul Albab

Author : Humas | Kamis, 29 Desember 2016 11:00 WIB
Prof. Dr. Tobroni, M.Si (tengah) dan Wakil Rektor I Prof. Dr. Syamsul Arifin (kanan) saat memberikan materi bertajuk "Saat Dunia di Atas Segalanya", usai pelaksanaan Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid AR Fachruddin UMM, Rabu (28/12) lalu. (Foto: Chandra)

KEGAMANGAN umat Islam menghadapi berbagai persoalan umat dan kebangsaan, menjadi ciri bahwa umat Islam salah kaprah memahami identitas keislamannya. Hal itu disampaikan Ketua Program Studi Magister Agama Islam UMM, Prof Dr Tobroni MSi dalam gelaran Islamic Lecture mengiringi gerakan shalat shubuh berjamaah yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian (UKM-K) Jamaah AR Fachruddin UMM), Rabu (28/12).

Banyaknya masalah yang dihadapi umat Islam, kata Tobroni, karena umat Islam selalu mengenyampingkan berbagai dimensi kehidupan. "Harus ada korelasi positif antara tingkat keimanan seseorang dengan penguasaan ekonomi, politik, kebudayaan, sosial dan aspek kehidupan lainnya," kata Tobroni.

Selain itu, Tobroni juga membagi pemahaman umat Islam dengan dua kelompok kategori. Kelompok pertama disebut asketisme duniawi, yakni paham yang memandang kehidupan dunia sebagai lahan untuk berprestasi. Kelompok lainnya disebut Tobroni sebagai mistisisme duniawi, yakni paham yang berpandangan bahwa kehidupan dunia hanyalah fatamorgana semata.

Padahal, lanjut Tobroni, Islam mengajarkan umatnya untuk seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat. Melalui momentum gelaran shubuh berjamaah ini, Tobroni berharap pemahaman salah kaprah tersebut dapat diluruskan, juga seluruh potensi umat Islam dapat dipersatukan.

“Prestasikan duniamu, untuk dedikasikan akhiratmu,” seru Tobroni di hadapan jamaah shalat shubuh di Masjid AR Fachruddin UMM ini.

Sementara Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin dalam sambutannya optimis, mahasiswa yang ikut gerakan shalat shubuh berjamaah ini akan muncul di antaranya pemimpin bercirikan ulul albab, yakni sebutan yang menurut Al-Quran sebagai kelompok manusia tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT.

“Di antara keistimewaannya ialah mereka diberi hikmah, kebijaksaan, dan berpengetahuan," jelas Syamsul.

Selain gerakan shubuh berjamaah, kegiatan juga diisi dengan penggalangan dana untuk korban banjir bandang Bima, Nusa Tenggara Barat. (can/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image