Lewat Panggung Budaya, LK Populerkan Lagu Pernikahan Islami

Author : Humas | Jum'at, 27 Mei 2016 17:52 WIB
Penyelenggaraan Maksidaya ke-4 yang diselenggarakan LK UMM bertemakan "Islamic Wedding Song" di Helipad UMM, Kamis (26/5) malam. (Foto: Muhammad Zulfikar Akbar).

LEMBAGA Kebudayaan (LK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar Malam Ekspresi Seni dan Budaya (Maksidaya) ke-4 di Helipad UMM, Kamis (26/5) malam. Maksidaya kali ini mengusung tema "Islamic Wedding Song".

Kepala LK UMM, Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si mengatakan tema ini diangkat dilatari keprihatinannya terhadap maraknya pernikahan di masyarakat yang keluar dari konsep Islami meskipun dari lingkungan yang mayoritas muslim. "Karenanya LK UMM lewat gelaran ini memiliki concern untuk selalu melakukan dakwah kultural untuk memperbaikinya," jelasnya dihadapan ratusan mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut.

Lewat gelaran kali ini, lanjut Tri, LK UMM juga ingin memberikan inspirasi kepada mahasiswa UMM yang nantinya akan melalui jenjang pernikahan nantinya. Ia berpesan kepada mahasiswa untuk memahami bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan benar-benar harus direncanakan agar menghasilkan keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. "Lewat keluarga yang samawa, Insya Allah bangsa ini akan menjadi bangsa yang berkemajuan dan berkeberadaban," ujarnya.

Gelaran Maksidaya ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UMM diantaranya Ikatan Aktivitas Band Mahasiswa (Ikabama), Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Gita Surya, Mahasiswa Peminat Fotografi (FOKUS), UKM Seni Sansekerta, UKM Radio UMM FM. Mereka semua menampilkan pertunjukan bertemakan pernikahan.

Gelaran Maksidaya ini juga dimeriahkan berbagai penampilan UKM yang ada di UMM. Mereka menampilkan berbagai pertunjukan bernuansa pernikahan.

Asisten Rektor Bidang Perencanaan dan Pengembangan Akademik, Drs. Abdulkadir Rahardjanto, M.Si yang secara resmi membuka gelaran ini mengatakan lewat Maksidaya, UMM ingin mendidik masyarakat khususnya mahasiswa untuk selalu menghargai dan mengapresiasi segala bentuk kara seni dan budaya yang ada.

"Seni dan budaya adalah sesuatu yang harus kita diteruskan ke generasi selanjutnya, maka kita wajib menjaga nilai-nilai luhur yang ada didalamnya, lewat penghargaan seni dan budaya maka suatu bangsa akan maju peradabannya," pungkasnya.

Maksidaya sendiri merupakan gelaran rutin yang diselenggarakan dua kali dalam setahun yakni pada Mei dan September. (Gas/Han)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image