Lewat Pena, Dosen Ikom UMM Ajak Masyarakat Kenali Autisme
Author : Humas | Rabu, 01 Agustus 2018 09:37 WIB
|
Frida Kusumastuti lewat pena aktif berbagi kisah ajak masyarakat kenali autisme |
Tulisan menjadi senjata yang ampuh untuk menyebarkan berbagai hal positif hingga negatiif. Hal ini disadari betul oleh Frida Kusumastuti. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Sahabat Autisma Malang (SAMA) sejak tahun 2012 ini menggunakan kemampuannya dalam dunia komunikasi untuk membantu komunitasnya membuka ruang diskusi hingga sosialisasi terkait autisme di masyarakat.
“Saya membantu komunitas SAMA dibidang publikasi ke media serta menulis press release,” ungkapnya, Senin (30/7).
Lebih lanjut Frida menyampaikan, semangatnya sebagai pegiat autis muncul dari cinta kasihnya pada anak sulungnya.
WRL yang sekarang berusia 22 tahun, adalah anak pertama Frida yang terlahir dengan keistimewaan. Awalnya, perempuan yang baru saja meraih gelar doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut telah melakukan berbagai upaya menyembuhkan anaknya yang didiagnosa ‘tuli’ oleh dokter.
Menginjak usia dua tahun barulah Frida mengetahui bahwa WRL tidak mengidap tuli melainkan autis. Ia pun mulai memperbanyak pengetahuannya tentang keistimewaan ini sembari mulai mencurahkan isi hatinya melalui tulisan-tulisan di micro blognya. Tidak disangka, tulisan-tulisan tersebut mendapat apresiasi dari Gerakan Internet Sehat, yang dijalankan oleh Indonesian ICT Partnership Association alias ICT Watch. Frida pun mendapat penghargaan Bronze tahun 2011.
Capaian ini kemudian memacu Frida untuk terus aktif dalam komunitas SAMA dengan para orang tua dari anak autis dengan berbagai latar belakang profesi seperti guru hingga dokter. Mereka menyebarkan semangat bersama, mulai dari sharing pengalaman hingga public education terkait autisme.
“Misalnya pendidikan masyarakat tentang autisme dan tentang keluarga autisme. Sharingnya beragam dalam menghadapi anak autisme,” jelasnya.
Tidak hanya mendapat penghargaan, tulisan Frida juga mendapat banyak apresiasi dari pembaca. Banyak pembacanya menginginkan tulisan di blog tersebut dibukukan. Frida pun kemudian memutuskan menerbitkan bukunya berjudul, Kekuatan Di Balik Autisme disusul dengan buku keduanya Belajar sebagai Manusia. Isinya tidak jauh-jauh dari aktivitasnya sehari-hari dalam berinteraksi dengan putra sulungnya dan penyandang lain.
“Blog itu saya tulis pertama adalah sebagai curahan hati seorang ibu dan bercerita tentang anak saya yang hobinya melukis. Ada banyak masukan dari pembaca saya untuk membuatnya menjadi buku aja,” ujar perempuan yang pernah menjadi Ketua Festival Anak Autis dalam Hari Peduli Autisme se Dunia yang diperingati tiap 2 April tersebut.
Shared:
Komentar