Licoln Arsyad ketika memberikan materi saat Wisuda ke 102 periode ke IV di Hall Dome UMM (Foto : Yafi) |
Lulusan baru sepatutnya juga menjadi harapan baru bagi masyarakat, keluarga dan diri sendiri. Mengawali langkah untuk berkiprah di masyarakat, memberikan solusi atas pelbagai permasalahan yang ada. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. H. Lincoln Arsyad, M.Sc., P.Hd. selaku Ketua Majelis Perguruan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Wisuda ke 102 periode IV Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Turut hadir sebagai undangan Prof. He Zubin selaku Presiden Guanxi Normal University (GXNU), Cina. Adapun wisuda ini dilangsungkan secara luring dengan beberapa gelombang pada bulan Januari. Agenda tersebut juga dilaksanakan dengan menerapkan berbagai protokol kesehatan yang ketat.
Lincoln, sapaan akrabnya berpesan bahwa manfaat ilmu yang dipelajari tidak hanya digunakan untuk diri sendiri. Melainkan harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat serta menjadi oase di tengah gurun permasalahan yang ada. Ia juga berharap para wisudawan tetap rendah hati ketika terjun ke dunia nyata karena pasti masih ada orang yang lebih berilmu.
Lebih lanjut, menurutnya Covid-19 melahirkan beragam bidang dan jurusan baru. Maka perlu adanya peningkatan dan pemahaman digital yang mumpuni dalam rangka menghadapi zaman. Kampus Putih UMM sebagai salah satu universitas terbaik diharapkan bisa mengembangkan sistem informasi dan SDM. Kedua aspek ini dinilai dapat menjadi pondasi untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang maju.
“Pengembangan sistem informasi sudah dan akan sangat dibutuhkan. Maka saya berharap UMM bisa mengembangkannya demi mengambil peran untuk menunjang kehidupan yang akan datang,” jelasnya.
Baca Juga : Wisudawan Terbaik UMM Pelopori Penggunaaan Produk Ramah Lingkungan
Dalam kesempatan yang sama, He Zubin menjelaskan bagaimana cara Cina meningkatkan mutu perguruan tinggi. Semua diawali dengan penerimaaan mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang meningkat hingga 54% di tahun 2020. Berbeda pada tahun 1948 yang pendaftarannya masih berada di rasio 0,26 %. Saat ini, tercatat ada 48 juta mahasiswa di Cina yang berkuliah melalui jalur SNMPTN sekaligus membuatnya menjadi negara dengan penerimaan mahasiswa terbanyak di dunia.
He Zubin juga memaparkan langkah-langkah Cina untuk membangun pendidikan yang baik. Pertama, membangun sistem pendidikan yang terencana berdasarkan skala. Selanjutnya, pengadaan konferensi tenaga ahli untuk memperkuat negara dengan talenta. Selain itu juga mengandalkan teknologi informasi untuk mempercepat infrastruktur baru pada perguruan tinggi dan melakukan evaluasi efektif universitas dan jurusan unggulan dunia. Semua itu dilakukan guna mendorong pengembangan perguruan tinggi.
Baca Juga : Menteri BUMN Erick Thohir Ajak Mahasiswa UMM Jadi Pioner Transformasi Digital
Selain itu, He Zubin menegaskan bahwa perlu adanya penguatan integrasi indisipliner dan pengembangan bakat serta evaluasi untuk meninjau pendidikan dan pengajaran. Perguruan tinggi juga didorong untuk menebarkan manfaatnya dalam usaha membantu revitalisasi pedesaan. Begitupun dengan memperkuat reformasi gelar profesor serta tenaga pelajar di universitas-universitas.
“Terakhir yakni mengontrol universitas secara rutin untuk menyetarakan pendidikan. Hal-hal itulah yang menjadi penunjang dalam mengembangkan pendidikan di Cina. Tidak hanya untuk sekarang, tapi juga bagi masa depan,” ucapnya.
Di sisi lain, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. membahas tentang Center of Excellence, yaitu pembinaan dan pengembangan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kampus Putih. Dari program tersebut, pihaknya telah melahirkan program turunan, di antaranya Sekolah Unggas, Rumansia, Rumput Laut, Udang, Anggrek, Welding Inspector, dan Essential Oil. Menariknya, UMM juga tengah mengembangkan kelas teknologi digital bersama dengan pihak-pihak lain.
“Ini langkah konkret kami untuk mengembangkan SDM berbasis digital, sehingga ekonomi dan aspek-aspek lainnya bisa berjalan secara baik mengikuti zaman,” ujar Fauzan mengakhiri. (haq/wil)