Diskusi panel yang diselenggarakan oleh American Corner (Amcor). (Foto: Zaki Humas) |
Bukan hanya anak kecil, grooming online juga bisa memakan korban anak-anak muda. Hal itu diungkapkan Ciput Eka Purwianti, Assistant Deputy for Child Protection and Violence Indonesia pada diskusi panel yang diselenggarakan oleh American Corner (Amcor) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Agenda yang dilaksanakan pada akhir November 2022 ini juga menggaet The U.S. Embassy's American Cultural Center Jakarta.
Ciput melanjutkan, child grooming adalah sebuah upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun kepercayaan dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja. Sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi dan melecehkan pihak terkait. Pelaku grooming (groomer) bisa dari siapa saja karena mereka menyamarkan identitas ketika mendekati korban.
Menurutnya, grooming online semkain meningkat sejak pandemi. Dari hasil survei yang dilakukan tim Ciput dan ECPAT, pengguna media sosial pada anak-anka meningkat sebanyak 80%. Kebanyakan dari mereka menggunakannya sebagai ajang eksistensi, curhat online dan lainnya. A[alagi dengan minimnya literasi penggunaan media sosial sejak dini.
Baca juga: Mulai Presma hingga Perwakilan ke KOrea, Ini Sosok Harisuddin Wisudawan UMM
“Anak-anak dengan mudahnya membagikan hal-hal pribadi seperti nomor telepon di akun media sosialnya. Padahal hal tersebut membuat groomer dengan mudah mengincar anak-anak ini,” katanya mengingatkan.
Sementara itu, Rio Hendra, Head of ECPAT Indonesia’s Advocacy Devision berbagi informasi tentang bahaya child grooming online. Hal itu karena memungkinkan terjadinya kontak seksual terhadap anak. Strategi pencegahan yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah dengan mempelajari sarana komunikasi dan kandungan informasi yang ditawarkan oleh internet.
Pun dengan memberi pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk tidak menanggapi atau menjawab chat dan email dari orang yang tidak dikenal. Orang tua juga bisa menegaskan kepada anak dan remaja untuk tidak gegabah merencanakan pertemuan langsung dengan seseoragn yang baru dikenal melalui platform daring.
Baca juga: Ubah Anggrek jadi Pangan, Tim UMM Raih Medali PIMNAS Ke-35
Di sisi lain, Hanna Tanjung, Kepala Sekolah PAUD Kamila menilai bahwa pembentukan kepribadian anak sangatlah penting. Bisa dilakukan melalui media lagu yang diterapkan di institusi pendidikan. Di samping itu juga bisa menumbuhkan kepedulian atau perhatian dalam memonitoring kegiatan anak-anak.
Sementara itu, hadir juga pembicara lainnya, Yulianti Umrah, Executive Director of ALIT Foundation yang melengkapi wawasan tentang perlindungan anak dari child grooming. Kegiatan ini juga dipandu oleh Abigail Saveria, Founder of Girls Can Lead dan Ria Arista Asih, Director at America Corner (UMM) serta dihadiri oleh puluhan mahasiswa UMM. (zak/wil)