Titik Harsiati MPd memberikan materi dalam Seminar Nasional Pengembangan dan Inovasi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia SD di Teater Dome UMM, Rabu (13/12). (Foto: Beni Humas) |
Negara-negara maju selalu menghimbau anak-anak Sekolah Dasar untuk mengedepankan literasi. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan rutin memberikan bacaan pada anak-anak. Ini penting dilakukan, utamanya untuk merangsang imajinasi dan kreasi pada anak.
"Literasi menjadi fundamental dalam pelaksanaan pembelajaran. Anak yang suka membaca akan lebih cepat membayangkan atau berimajinasi. Buku menjadi salah satu medianya," tukas dosen pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) Titik Harsiati MPd pada Seminar Nasional bertajuk Pengembangan dan Inovasi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (SD), hari ini Rabu (13/12) di Theater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Pada gelaran tersebut, Titik menyampaikan materinya tentang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dan Penilaiannya dalam Konteks Pendidikan Karakter. Ia menambahkan, terdapat empat kompetensi yang patut dicapai oleh guru Sekolah Dasar, yakni kreativitas, kritis dalam berpikir, kolaboratif dan komunikatif. Empat kompetensi itu diwujudkan dalam keseimbangan sikap, keterampilan dan pengetahuan umum untuk membangun soft skills dan hard skills yang baik pada murid SD.
Selain Titik, Pakar Kajian Sastra Bahasa Indonesia UMM Sugiarti MSi juga membahas tentang Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar Berbasis Karakter. Wanita yang juga berprofesi sebagai dosen prodi Bahasa Indonesia tersebut menjabarkan perkembangan kurikulum pembelajaran berbasis teks melalui tiga dimensi yakni kognitif, psikomotorik dan afektif.
“Ketiga dimensi tersebut saling berhubungan dan dapat menopang potensi siswa berkarakter,”tandasnya..
Sebanyak 400 mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMM mengikuti acara ini. Kegiatan tersebut dirancang agar mahasiswa mampu mengembangkan potensi diri sebagai pemikir yang kreatif, inovatif dan inspiratif di bidang pembelajaran. Hal ini terkait dengan Kurikulum 2013 dimana proses pembelajaran diarahkan pada proses interaksi yang aktif antara guru dengan siswa.
Seorang peserta seminar, Cahaya mengaku dirinya senang dapat mengikuti seminar ini. Baginya, kegiatan tersebut dapat menjadi bekal saat melaksanakan praktek kegiatan pembelajaran di kelas.
"Saya pribadi berharap dapat menerapkan ilmu dari seminar ini saat mengajar di SD," ujarnya.(nim/sil)