LK Tekankan Sinergi Sekolah dan Keluarga bagi Pendidikan Anak

Author : Humas | Jum'at, 22 April 2016 11:59 WIB

SINERGI pendidikan sekolah dan keluarga bagi anak usia dini dipandang sangat krusial dalam menentukan masa depan mereka. Melalui Kajian Multidisipliner bertema “Optimalisasi Peran Pendidikan dan Keluarga Menuju Generasi Madani” Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang (LK UMM) mengangkat isu tersebut.

      Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (20/4) ini dilatari pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai fondasi bagi pendidikan anak. Dua pemateri yang dihadirkan pada kajian ini yaitu dosen Fakultas Psikologi, Sadiah Mewar, dan ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Malang, Rukmini Fadlan.

      “Peran pendidikan dan keluarga belum bersinergi dalam pengupayaan pencapaian tujuan pendidikan anak, yaitu terwujudnya generasi penerus yang bertanggung jawab bagi diri anak, masyarakat, agama, dan bangsa sesuai dengan harapan orang tua,” ungkap Sadiah.

      Prinsip Tripusat Pendidikan menjadi sentral pembahasan kajian ini. Tripusat Pendidikan yang dimaksud, menurut Sadiah, yaitu pendidikan dalam keluarga, masyarakat, dan sekolah. Pendidikan dalam keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan terpenting. Posisi ibu sebagai guru pertama bagi anak dalam kehidupannya, dapat diibaratkan sebagai alat penyemai benih-benih calon pemimpin peradaban di masa mendatang, dan ayah sebagai kepala sekolah dalam keluarga.

      Masyarakat juga dinilai Sadiah memiliki keterkaitan dengan pendidikan. Sebagai makhluk sosial, seorang anak dilahirkan di dalam tatanan keluarga sebagai anggota masyarakat. Anak yang telah memasuki tahap remaja maupun dewasa memiliki peran signifikan dalam masyarakat. Melalui masyarakat, para pemuda membentuk komunitas gerakan yang menunjukkan bukti eksistensi diri. “Inilah yang dikatakan masyarakat sebagai pusat pendidikan,” papar Sadiah.

      Selain itu, kata Sadiah, lembaga sekolah juga berperan penting untuk pengembangan intelektual anak serta aspek-aspek perkembangan lain seperti pengembangan moral, emosional, jasmani, dan pendidikan agama. “Khusus pendidikan agama, keluarga merupakan tiang utama dalam pusat pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pendidikan agama yang diadakan di sekolah hanya sebagai pelengkap saja,” jelasnya.

      Pemahaman makna dari prinsip Tripusat Pendidikan akan membawa konsep berpikir kita ke dalam ranah masa lalu sejarah pendidikan Indonesia, sehingga bersinergi dalam pengupayaan pencapaian tujuan pendidikan anak, yaitu terwujudnya generasi penerus yang bertanggung jawab bagi dirinya, masyarakat, agama, dan bangsa.

      Senada dengan itu, Rukmini meyakini, sinergi antarlembaga sekolah dan keluarga akan membantu anak berkembang secara optimal. Kolaborasi yang komunikatif antardua pusat pendidikan tersebut memiliki dampak yang sangat baik terhadap anak dalam berinteraksi dan mengembangkan aktualisasi diri dengan lingkungan sekitar.

      “Setiap anak itu unik. Setiap anak memiliki bakat sebagai genius. Namun, orang tua dan pendidik sering memusnahkan potensi tersebut. Di sinilah peran kolaborasi berbagai pihak sangat penting untuk mengembangkan potensi anak,” papar Bu Rukmini. (*/han)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image