LK UMM Ajari Menulis Warga Binaan Lapas Perempuan Malang

Author : Humas | Rabu, 10 Agustus 2022 08:27 WIB
Kepala LK UMM Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si. sharing ilmu kepada para warga binaan lapas perempuan (Foto : Wildan Humas)

Lembaga Kebudayaan (LK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdayakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) perempuan kelas IIA Malang melalui kemampuan menulis pada Selasa (9/8) lalu. Berlokasi di Lapas perempuan, LK UMM membeberkan langkah-langkah mudah menulis cerita, penggunaan bahasa, hingga kiat membuahkan karya menarik.

Tri Anna Aryati, Bc.IP, SH., M.Si. selaku kepala Lapas Perempuan Kelas II Malang bahagia akan kedatangan rombongan dari UMM. Menurutnya, ini menjadi kesempatan yang strategis bagi warga binaan lapas untuk menggali potensi dan menajamkan kemampuan menulis. Apalagi dengan sederet ahli yang sudah dihadirkan dan siap memberikan tips menulis yang baik.

Baca Juga : LP3A UMM Ajak Orang Tua Gali Potensi Anak

“Kalau di luar, mungkin bapak dan ibu pemateri akan diberi fee sebagai balasan pemberian materi. Namun, bapak dan ibu datang ke sini dengan penuh keikhlasan untuk berbagi ilmu dan memberikan jalan masa depan yang lebih baik bagi para warga binaan. Tentu doa akan selalu dipanjatkan untuk keberkahan bapak dan ibu,” tambahnya.

Tri, sapaan akrabnya juga mengatakan bahwa sebelumnya, warga Lapas bersama dengan UMM telah sukses menerbitkan  buku berjudul Titik nadir Penantian. Bahkan, sebentar lagi buku tersebut akan naik cetak untuk yang kedua kali. Maka, Tri mendorong agar peserta pelatihan kedua ini mampu menyerap ilmu dan melahirkan karya Lapas yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala LK UMM Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si. Menurutnya, para warga binaan sudah memiliki potensi dan kemampuan menulis. Hanya perlu dikembangkan dan dipoles hingga menjadi lebih baik. Ia juga yakin, peserta akan menorehkan karya yang tak kalah menarik dari buku sebelumnya, yakni Titik Nadir Penantian.

Ia juga mendorong para warga binaan untuk merenung dan membaca buku-buku. Sehingga ide dan gagasan cerita bisa muncul dan menjadi pondasi menulis cerita yang unik nan menarik. Terbukti, buku Titik Nadir Penantian kini hanya tinggal satu yang tersisa dan akan segera naik cetak yang kedua dengan beberapa revisi.

“Ini juga menjadi implementasi UMM dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi, yakni aspek pengabdian kepada masyarakat. Jadi kami tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian saja, tapi juga harus berupaya bagaimana caranya memberdayakan dan memberikan manfaat bagi sesama,” tegasnya.

Baca Juga : Lagi, Dosen UMM Ikuti Erasmus Staff Week di Eropa

Pelatihan tersebut juga disambut baik para warga binaan, salah satunya oleh Selvi. Menurutnya, agenda itu memberikan motivasi besar bagi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu juga mnejadi pembuka jalan bagi mereka yang ingin menapaki impian menjadi seorang penulis.

“Kalaupun tidak menjadi penulis, kami bisa menyampaikan cerita menggugah dari balik jeruji. Bagaimana kami melewati ini semua dan mengubah perspektif masyarakat yang mungkin salah terkait Lapas dan WBP. Semoga melalui pelatihan ini, potensi yang kami miliki makin terasah dan bisa melahirkan sebuah karya,” tegasnya mengakhiri. 

Pelatihan menulis tersebut menghadirkan sederet pemateri andal yang memaparkan cara menulis kepada para warga binaan. Mulai dari materi terkait menulis ceripa pendek, bahasa dalam sebuah cerita hingga peluang budaya digital. Pun dengan fiksi sebagai perspektif pembaca. (wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image