LPT UMM Pulihkan Psikologis Penyintas Gempa

Author : Humas | Rabu, 05 Mei 2021 14:00 WIB
Tim LPT UMM bermain bersama anak-anak penyintas gempa. (Foto: Istimewa)

Gempa yang menerpa Malang Selatan beberapa minggu lalu masih menyisakan banyak duka. Tidak hanya berdampak pada kerugian materi, gempa tersebut juga berdampak pada psikologi para penyintas. Oleh karena itu Labolatorium Psikologi Terapan (LPT) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terjunkan tim yang beranggota enam orang untuk memberikan bantuan psikososial bagi penyintas bencana.

Turunnya Tim LPT UMM ini bertepatan dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke lokasi gempa pada Kamis (29/04). Salah satu relawan, Yogha Setiawan, berkata bahwa kegiatan psikososial di Tirtoyudo Desa Jogomulyan akan berlangsung selama satu minggu. Kegiatan ini akan berfokus pada psikososial untuk anak-anak penyintas gempa.

Baca juga: Lagi, Maharesigana UMM Mengabdi untuk Negeri di NTT

“Selain kesehatan dan logistik yang terganggu, para penyintas juga mendapat guncangan psikologis pasca gempa. Agar tidak mempengaruhi aktivitas para penyintas kedepannya, kami dari tim LPT memberikan bantuan psikososial untuk mengurangi efek dari bencana gempa tersebut,” ujar mahasiswa Psikologi tersebut.

Yogha bercerita bahwa rangkaian program psikososial ini meliputi Psychology First Aid (PFA), kegiatan menggambar dan bernyanyi. Ada juga kegiatan edukasi mitigasi bencana melalui lagu.“PFA merupakan rangkaian pertolongan pertama untuk menangani psikologi anak-anak. Sementara untuk kegiatan menggambar dan menyanyi dilakukan untuk mengalihkan perhatian anak-anak pada kegiatan yang menyenangkan,” kata Yogha.

Baca juga: Mengintip Ramadan di Taiwan bersama Adjar

Di akhir wawancara Yogha berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membantu meringankan beban psikologi para penyintas terutama anak-anak. Yogha berkata setidaknya dengan kegiatan-kegiatan yang tim ini lakukan dapat mengurangi rasa cemas, khawatir, dan takut yang para penyintas alami. “Saya berharap anak-anak tidak akan memiliki kenangan traumatis terkait bencana alam,” pungkasnya. (syi/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image