Magister Pendidikan Matematika Fasilitasi Guru dan Dosen Lakukan Riset dan Sertifikasi

Author : Humas | Sabtu, 06 Agustus 2016 15:07 WIB
Serius: Pemateri memaparkan materi seminar nasional pendidikan matematika 2016 pada sesi kedua. Foto: Fandi.

MAGISTER Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Seminar Nasional untuk memfasilitasi guru dan dosen melakukan publikasi penelitian dan sertifikasi. Kegiatan yang rutin diadakan setiap tahunnya ini dihadiri 57 peserta pemakalah terdiri dari guru tingkat SD, SMP, SMA/K pilihan serta 6 mahasiswa pascasarjana bertempat di Ruang Sidang Senat UMM, Sabtu (6/8).

Ketua Panitia Siti Miftakhul Muflikha mengatakan, matematika merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan di berbagai bidang, tidah hanya pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kegiatan ini, Muflikha berharap para guru dan dosen lebih tahu bagaimana mengajarkan dan menanamkan ilmu matematika ke siswa dan mahasiwa, sehingga bisa meningkatkan kualitas bangsa. “Semoga mereka bisa menyiapkan anak didik siswa dan mahasiswa agar bisa mengikuti olimpiade tingkat nasional dan internasional,” jelasnya.

Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang menjadi salah satu pembicara di acara ini, Dr Ahmad MPd, menjelaskan ketika guru mengajar maka ia harus berpedoman pada motivasi dan sikap. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), motivasi dan sikap dicantumkan, juga harus dipraktikkan. Penilaian sikap dan motivasi pelajaran matematika yang notabene “menjadi momok” sangat penting untuk diperhatikan agar siswa menyukai matematika. “Guru harus memotivasi, jangan menjadikan matematika itu itung-itungan malah medeni”, ujarnya.

Sementara itu dosen Prodi Matematika UMM Mohammad Syaifuddin MM menyampaikan teknik penilaian atau penilaian otentik terhadap sikap pembelajaran di kelas. Ia mengibaratkan seorang guru adalah sebuah air bening yang menjernihkan. Dalam penelitiannya, ia menemukan adanya pengaruh persepsi mahasiwa tentang statistik diskriptif terhadap sikap. “Seharusnya siapapun yang mengajar dengan materi yang sama, tidak berbeda perlakuannya. Supaya hasil yang dicapai juga sama,” ujarnya.

Baginya, penilaian haruslah disesuaikan dari awal hingga akhir, tidak hanya nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester  (UTS) tetapi juga disesuaikan dengan kemampuan dan perubahan sikap agar tidak membunuh karakter mahasiswa atau siswa. Selain itu, strategi dan proses penilaiannya harus mix combination antara membaca, menulis, mendengar, berperilaku, berpendapat, dan berkelompok dalam penugasan. (roh/han) 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image