Tim Maharesigana UMM Menerima Penghargaan Pemenang (Foto: Istimewa). |
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengharumkan nama kampus di ajang internasional. Kali ini, Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) UMM sukses membawa pulang juara 3 kategori video di ajang U-Dare 1.0 USK Global Award On Disaster Resilience di Universitas Syiah Kuala Malaysia. Kompetisi ini dilaksanakan pada akhir November lalu.
Berbekal film berjudul ‘Hijau’, mereka berhasil mengalahkan ratusan peserta lain dari berbagai negara. Fadhilah Azzahra Salsabila, salah satu produser menjelaskan bahwa film itu bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga alam. Apalagi belakangan banyak pohon yang ditebang secara liar dan mengakibatkan bencana banjir dan longsor.
Baca juga : Seberapa Efektif Dakwah Online? Begini Kata Dosen FAI UMM
Adapun lokasi pengambilan gambar kebanyakan dilakukan di Gunung Bromo. Apalagi saat itu bertepatan dengan terbakarnya lahan Bromo beberapa waktu lalu. Timnya mengambil scene penanaman bibit pohon untuk memperlihatkan proses reboisasi kepada masyarakat. “Selain itu kami juga menampilkan beberapa scene yang memperlihatkan situasi gunung Bromo yang terbakar habis.
Dhila, panggilan akrabnya, juga menceritakan bahwa mereka juga mengambil gamabr di salah satu rumah warga. Waktu pengambilan gambar memakan waktu sekitar dua hari dan proses editing selama satu minggu.
“Short movie kami berdurasi enam menit. Meski terbilang lancar, tapi kami cukup kesulitan mencari talent utama yakni anak kecil. Namun berkat berbagai koneksi dan kenalan dari Maharesigana, akhirnya ada satu anak yang cocok memerankannya,” kata Dhila.
Baca juga : Pakar UMM Sebut Puasa Media Sosial Jadi Langkah Jitu Atasi Gangguan Mental
Ia menegaskan, short movie yang mereka produksi cukup berbeda dengan peserta lain. Jika tim lain membuat video yang cenderung sebagai media edukasi, namun Maharesigana membuat film pendek yang memiliki alur cerita namun penuh dengan pesan yang bisa disampaikan. Menurutnya, hal itu mungkin jadi pertimbangan mereka bisa memenangkan penghargaan.
Meski harus memeras keringat, namun ia dan tim merasa sangat bangga karena berbagai ilmu yang didapat di Maharesigana bisa disampaikan melalui sebuah film pendek. “Ilmu dan pengalaman yang kami miliki selama menjadi tim maharesigana bisa kami salurkan engan baik di short movie ini. Semoga bisa menjadi meia informatif bagi masyarakat untuk selalu menjaga alam sehingga anak cucu kita bsia menikmatinya juga,” pungkasnya. (ri/wil)