Mahasiswa asing peserta program BIPA bermain angklung dalam pagelaran Rampak Budaya |
SEBANYAK 20 mahasiswa asing peserta program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) turut meramaikan kegiatan Rampak Budaya dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa Nasional, Jumat (27/10). Para mahasiswa asing itu mengenakan pakaian adat yang mewakili berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan, mereka dengan cukup lihai juga turut menampilkan berbagai kesenian tradisional Indonesia, salah satunya permainan angklung. Selain itu, mereka juga menjajakan jajanan dan minuman tradisional Indonesia yang terdiri dari sejumlah stan. Uniknya, untuk mendapatkan jajanan dan minuman di stan stan itu para pengunjung harus menjawab pertanyaan seputar Indonesia dari mahasiswa asing.
Keunikan kegiatan yang diadakan atas kerjasama BIPA UMM dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMJ Bahtera) ini selaras dengan tema yang diangkat, yaitu “Gunakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Asing”.
Salah satu mahasiswi asing, Sarah Kim, mengakui meski awalnya sempat malu dan kikuk harus tampil di muka umum, ia merasa berkesan dengan kegiatan ini. “Indonesia sangat luas, memiliki banyak bahasa dan suku, namun tetap bisa dipersatukan dengan satu bahasa,” ungkap mahasiswi Korea Selatan yang mahir menyanyikan berbagai lagu berbahasa Indonesia ini.
Sementara itu Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi terkait kegiatan ini mengatakan, Indonesia mempunyai banyak alat pemersatu, contohnya dalam aspek ideologi, Indonesia mempunyai Pancasila. Menurutnya, alat pemersatu yang paling efektif mempersatukan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. “Karena jika kita berbicara tentang Indonesia, kita tidak hanya bicara tentang kebhinekaan, tetapi juga tentang kesatuan”, jelas Syamsul.
Kegiatan ini juga turut diramaikan dengan penampilan karya sastra Indonesia yakni musikalisasi puisi, tarian Cendrawasih asal Bali dan akustik dari HMJ Bahtera. Ada pula penampilan dramatisasi puisi Kerawang Bekasi oleh Lembaga Semi Otonom (LSO) Teater Kata Mati serta penampilan mahasiswa dari Korea Selatan, Jepang, Vietnam, Kamboja, Thailand, India, Palestina, Sudan dan Sierra Leone. (iel/han)