Peserta DT-Camp berfoto bersama usai penutupan. |
SETELAH delapan hari mengikuti Design Thinking Camp (DT Camp) pada 28 Agustus hingga 4 September 2017, sebanyak 40 mahasiswa yang terdiri dari 20 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan 20 mahasiswa asing akan kembali ke aktivitasnya masing-masing. Diharapkan, kegiatan DT Camp dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa lintas negara itu halam hal design thinking dan pengelolaan tanaman organik.
DT Camp merupakan gelaran hasil kerjasama International Relations Office (IRO) UMM dengan dengan Kampung Wisata Temas. Sebanyak 20 mahasiswa asing tersebut, disebut Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri Soeparto, berasal dari Istanbul Sehir University (Turki), Yangoon University (Myanmar), Tongren University (Tiongkok) dan Rajamanggala University of Technology(Thailand). “Semua universitas tersebut merupakan mitra UMM,” kata Soeparto.
Pada kegiatan in, tak hanya terfokus pada pendidikan dan pelatihan saja, namun para peserta langsung diajak turun lapang. Mereke melihat bagaimana pengelolaan tanaman organik, mengamati masalah, dan dibimbing untuk membuat prototype konsep penyelesaian masalah. Pada penutupan DT Camp (4/9), hasil turun lapang itu langsung dipresentasikan pada pihak pengelola Kampung Wisata Temas.
Soeparto menjelaskan, pemilihan tema pertanian ini bukan tanpa alasan. Pemilihan tema bertujuan untuk mengenalkan tren tanaman organik Indonesia pada mahasiswa khususnya mahasiswa asing. “Menurut riset, yang mencari tanaman organik kebanyakan merupakan para orang tua untuk menyembuhkan penyakit . Padahal, tanaman organik sebenarnya khasiatnya lebih dari itu”, paparnya.
Soeparto ini menambahkan, selain berbasis community involvement (keterlibatan komunitas), kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan Indonesia pada dunia. Hal tersebut dapat dilihat dari setengah jumlah peserta yang merupakan mahasiswa asing yang diundang langsung oleh UMM,” lanjut Soeparto.
Selain untuk tujuan tersebut, kegiatan DT Camp juga diselingi dengan pengenalan budaya, meliputi permainan dan seni tradisional seperti tarian, pembuatan topeng malangan, kuliner, hingga prosesi pernikahan adat Jawa.
Salah satu mahasiswi asing asal Turki, Sumaya, mengaku sangat terkesan dengan budaya Indonesia yang diperkenalkan. “Selain mendapatkan materi design thinking secara detail, saya juga mendapatkan pengetahuan tentang budaya Indonesia. Saya suka orang Indonesia, budayanya, terlebih lagi makanannya,” kelakar mahasiswi Istanbul Sehir University jurusan Teknik Industri ini. (riel/han)