Sebanyak 27 mahasiswa asing program Darmasiswa dan Kemitraan Negera Berkembang berfoto bersama usai opening ceremony. |
TERLETAK di Kota Malang, Jawa Timur, yang dikenal sejuk dan nyaman untuk belajar, membuat mahasiswa asing dari berbagai negara memilih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai tujuan pilihan studi. Selain letak kota, keunggulan dan prestasi UMM yang termuat di website menjadi bahan pertimbangan utama mahasiswa asing.
Hal tersebut disampaikan Dr Arif Budi Wurianto MSi, kepala unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM di sela opening ceremony atau kegiatan penyambutan terhadap 20 mahasiswa asing program beasiswa Darmasiswa RI dan 7 mahasiswa asing Kemitraan Negara Berkembang (KNB) yang berlangsung di Ruang Sidang Senat UMM, Rabu (6/9). Sebanyak 27 mahasiswa tersebut adalah di antara 78 mahasiswa asing dari 16 negara yang menjadi bagian dari UMM tahun ini.
Berbagai pertimbangan tersebut dipandang penting, lantaran menurut Arif, sistem penerimaan mahasiswa asing program Darmasiswa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika di tahun-tahun sebelumnya, pemerintah memberikan kuota pada masing-masing universitas, mulai 2017, mahasiswa dari berbagai negara bebas memilih universitas tujuan di Indonesia pada formulir aplikasi pendaftaran.
Lebih lanjut, Arif menyampaikan, pemberlakuan sistem baru ini memberikan tantangan tersendiri bagi tiap universitas untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas untuk tetap dapat menjadi pilihan calon mahasiswa. “Berdasarkan hasil wawancara di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di negara asal mereka, alasan mereka memiliih kampus ini karena lokasi dan keunggulan prestasi UMM,” papar Arif.
Tahun ini, total jumlah mahasiswa asing program Darmasiswa mencapai 670 orang yang tersebar di 63 berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sementara di UMM, mahasiswa Darmasiswa sebanyak 20 orang yang berasal dari tujuh negara, yakni Sudan, Palestina, India, Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan Vietnam.
Selain Darmasiswa, UMM juga menerima tujuh mahasiswa KNB dari Sierra Lione, Palestina, Afghanistan, Kamboja, dan Vietnam. Ketujuh mahasiswa tersebut mengambil program magister di UMM.
“Jadi, ada dua program beasiswa sekaligus dari dua kementerian, yaitu beasiswa Darmasiswa RI dari Kemendikbud dan beasiswa KNB dari Kemenristek Dikti. Dua kementerian, dua beasiswa pada satu kampus yang sama, kita gabungkan dalam satu opening ceremony,” ujar Arif.
Menyambut mahasiswa asing, UMM siap memberlakukan beberapa program mencakup pembelajaran bahasa, budaya, seni, dan lingkungan. Hal ini merujuk pada tujuan akhir pembelajaran Darmasiswa yang akan membentuk mahasiswa yang siap mempromosikan bahasa, budaya, dan seni Indonesia di negaranya masing-masing sebagai duta budaya.
Pembelajaran bahasa akan berlangsung di kelas. Sementara untuk lebih mengenalkan mahasiswa pada lingkungan sekitar dan pariwisata, mahasiswa akan diajak berkeliling ke beberapa destinasi wisata di Kabupaten Malang dan kota Batu. Selain itu, mereka juga akan melakukan jelajah nusantara ke beberapa destinasi wisata di Jawa Timur. Tak hanya itu, untuk lebih mengasah jiwa kepedulian mahasiswa akan lingkungan dan penduduk sekitar, UMM telah merancang community service, yakni program kunjungan mahasiswa ke sekolah-sekolah, panti asuhan, atau yayasan anak cacat dan berkebutuhan khusus.
“Saat ini mereka masih tinggal di asrama. Tapi, dalam waktu dekat mereka akan mencari rumah indekos. Ini penting untuk lebih mengenalkan mahasiswa dengan masyarakat sekitar, juga sebagai aplikasi pembelajaran budaya masyarakat Indonesia pada mahasiswa,” pungkas Arif.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Dr Nazaruddin Malik MSi menyambut dengan penuh semangat puluhan mahasiswa asing tersebut. “Kita akan memberikan banyak wawasan baru untuk teman-teman mahasiswa. Selamat datang di Indonesia, selamat datang di UMM, semoga selalu bahagia selama belajar,” sambut Nazaruddin. (ich/han)