Mahasiswa peraih juara 1 Debat Nasional Political Event 2.0. (Foto: Zaki Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali meraih prestasi di ajang nasional. Kali ini kabar membanggakan datang dari Fakultas Hukum yang berhasil menyabet juara 1 Debat Nasional Political Event 2.0 yang diadakan oleh BEM FMIPA Universitas Negeri Semarang. Adalah Yogi Syahputra Al idrus, Ibnu Artafela dan Felisyah Herlinda Sari yang sukses memenangkannya. Ditambah lagi dengan penghargaan sebagai best speaker yang diperoleh Ibnu Artafela. Adapun ajang yang dilaksanakan pada 4-5 Juni itu diikuti oleh 32 tim dari berbagai universitas di Indonesia.
“Kami sudah melakukan persiapan dari jauh-jauh hari. Terhitung sejak awal Mei kami sudah berkumpul dan berlatih dengan harapan bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” ungkap Yogi, salah satu anggota tim.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ajang debat itu mengangkat tema besar “Aktualisasi Nalar Kritis Generasi Milenal Dalam Merefleksikan Isu-Isu Nasional Ditengah Dinamika Politik Nasional”. Sistem yang digunakan juga menerapkan sistem gugur, di mana tim yang kalah otomatis tidak bsia melanjutkan proses kompetisi.
Pada babak penyisihan, Yogi dan tim harus melawan tim dari Universitas Negeri Medan. Berbekal latihan dan materi yang banyak, mosi terkait “BPJS Kesehatan yang Memberikan Lebih Banyak Keuntungan daripada Kekurangan bisa diatasi dengan baik. Menariknya, pada babak selanjutnya mereka harus membahas mengenai Pejabat Rangkap Jabatan yang sering ditemui di berbagai daerah.
Setelah beberapa tahapan, tim Kampus Putih UMM akhirnya mampu masuk ke semi final dan harus menghadapi Universitas Padjajaran (Unpad). “Menurut kami, lawan yang paling susah dari Unpad karena bahasannya yang cukup menarik dan menantang. Kami sempat merasa akan kalah, tapi Alhamdulillah ternyata menang dan lolos ke babak final,” ungkap Yogi menjelaskan.
Di babak final, sudah ada Universitas Muslim Indonesia yang menunggu untuk memperebutkan posisi pertama. Adapun mosi yang harus dimenangkan terkait dengan Program Merdeka belajar kampus Merdeka MBKM. Tim UMM yang berada di posisi kontra nyatanya mampu memenangkan final dan menjadi juara pertama.
“Tentu kami memberikan argumen yang logis beserta data yang akurat. Dengan begitu, kami bisa memberikan opini maupun bantahann yang mumpuni. Alhamdulillah sukses menjadi juara pertama di kompetisi debat ini,” tutur Yogi.
Terkait kendala, menurutnya masalah terbesar yakni ada di aspek jaringan. Mengingat lomba tersebut dilaksanakan full daring. Selain itu, tidak ada kendala yang berarti. Apalagi dosen-dosen Fakultas Hukum UMM sangar mendukung dan memberikan banyak arahan. Adapun Yogi dan tim merupakan anggota komunitas yang ada di FH UMM yakni Komunitas Riset Debat (KRD). (Zak/Wil)