Arfan (baju putih) dan Nashirul saat melakukan pitching. (Foto: Istimewa) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak pernah berhenti menghasilkan mahasiswa berprestasi. Tidak hanya pada tingkat sarjana, tapi juga dari mahasiswa pascasarjana. Salah satu di antaranya adalah Arfan Adhi Pradana, mahasiswa pascasarjana yang tergabung dalam tim bersama Nashirul Setiawan. Mereka berhasil menyabet juara pertama pada gelaran Europe on Screen 2020 Short Film Pitching Project (30/11).
Arfan, panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa sebelum diumumkan sebagai pemenang, ia dan tim telah melakukan pitching di hadapan juri tiga hari sebelumnya. Adapun kedua tahapan ini dilakukan secara daring. “Kebetulan saat proses pitching dan pengumuman, kami sedang berada di kegiatan launching Fasilitasi Ide Sinema Kreatif (FESTIF). Jadi kami harus menyempatkan waktu agar bisa memberikan hasil yang maksimal,” terangnya.
Adapun cerita film yang diusung oleh Arfan muncul dari ide Nashiru Setiawan mahasiswa IKom UMM angkatan 2016 yang sedang berusaha keras untuk menyelesaikan Tugas Akhir jalur prestasi. Selain itu juga dari ide Ario Nanda Suria, alumni IKom UMM angkatan 2010. Ia kini bergelut di bidang audio, khususnya tata suara dan studi di Jogja Audio School.
Baca juga: Dosen UMM Latih Guru Sekolah Muhammadiyah Terbitkan Buku
Cerita yang dibangun juga akan mengarah pada seorang pemutar film yang resah dan mencari cara agar pemutaran filmnya kembali ramai dikunjungi. Di sisi lain ia jugaharus berhadapan dengan berita hoaksdan sekumpulan Organisasi Masyarakat (Ormas)yang akan mengancam pertunjukan filmnya.“Ide ini lahir dari pengalaman saya saat melakukan serangkaian pemutaran film, seperti di Roadshow Queer Film Festivaltahun 2011 lalu. Beberapa kali saya harus menghadapi dan diinterogasi oleh Intel Kodim dan Kepolisian,” tutur mahasiswa Prodi Magister Sosiologi UMM tersebut.
Rencananya, ia bersama tim akan melakukan syuting perdana pada Maret 2021 yang dilakukan selama dua hari. Ia juga hanya akan memilih satu lokasi saja. “Sesuai kontrak yang kami terima dan sepakati bersama dengan pihak Europe on Screen, editing film harus sudah selesai paling lambat 30 April 2021,” ungkapnya saat diwawancara.
Baca juga: PMM UMM Kembangkan Agribisnis Kreatif di Kota Malang
Lebih lanjut, Arfan dan tim akan menerapkan protokol kesehatan selama proses syuting nanti. Tidak hanya dalam hal penggunaan masker dan handsanitizer tapi juga makanan yang sehat. Ia ingin agar hasil film yang dibuat bisa maksimal meski masih berada di situasi pandemi.
Arfan dan tim berharap agar film ini bisa memliki nafas yang panjang mengingat film satu ini akan ditayangkan perdana di Europe on Screen 2021 dengan status world premier. Selain itu ia juga bersyukur bisa membawa nama Malang, Batu dan juga UMM dalam pentas pemutaran film internasional. “Kamijugaakan menggunakan dialog Malanganyang nantinya bisa merepresentasikan karakter asli Arek Malang,” pungkasnya di akhir sesi wawancara. (syi/wil)