Mahasiswa Prodi Komunikasi UMM Juarai Kompetisi Public Relations Nasional

Author : Humas | Kamis, 31 Oktober 2019 16:00 WIB
Tim Synergistic PR UMM bersama trophy juara. (Foto: Istimewa) 
Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Lebih tepatnya 1340 suku bangsa di Tanah Air. Suku Jawa adalah kelompok terbesar di Indonesia dengan jumlah yang mencapai 41% dari total populasi. Dilihat dari kondisi kebudayaan, Indonesia memiliki kekhasan sendiri dibanding bangsa-bangsa lain. Pertanyaanya, mampukah kita menjaganya untuk tumbuh di tengah interaksi belantara budaya dunia.
 
“Suku Jawa sendiri merupakan suku terbesar yang menghuni negara ini. Namun berapa persen masyarakat terutama anak muda yang memahami bahasa Jawa bahkan aksara Jawa?” demikian kegelisahan Gita Ajeng Arfina, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang membawa persoalan ini ke ajang lomba Jogja Public Relation Day yang diadakan Perhumas Muda Yogyakarta (27/10).
 
Ajeng tak sendirian, Ia bersama kedua teman satu jurusannya Ananda Novera dan Irfan Mohammad bertekad, selain dikenal di kalangan anak muda, bahasa bahkan aksara juga ingin dibawa ke kancah internasional. Melalui strategi program ELING (Edukasi, Lihat, Interaksi, Ngikut, dan Giat), mereka berhasil menjadi juara pertama ajang nasional bergengsi yang diikuti Perguruan Tinggi seluruh Indonesia tersebut.
 
Baca juga: UMM Raih AKU Duabelas Kali Berturut-turut
 
Pertama, strategi “Edukasi”. Yakni menyadarkan dan mengedukasi awal publik tentang bahasa dan aksara Jawa. Strategi “Lihat” yakni menarik publik untuk melihat dan mengenal, yakni dengan mengadakan kompetisi sastra maupun seni dengan menggunakan Aksara Jawa, mengadakan giat literasi di sosial media, serta bekerjama dengan influencer untuk mereview menariknya belajar bahasa dan Aksara Jawa.
 
Berikutnya strategi “Interaksi”, yakni memberikan ruang kepada publik untuk berinteraksi seputar aksara Jawa. Di antaranya memberikan ruang bagi masyarakat di kolom komentar media sosial untuk berinteraksi seputar aksara Jawa, membuat pertanyaan-pertanyaan di sosial media yang melibatkan audien seputar aksara Jawa, serta menampilkan hasil karya dengan memanfaatkan bahasa dan aksara Jawa.
 
Strategi lainnya adalah “Ngikut”, yakni membuat target audien ikut berkontribusi dalam kegiatan pengembangan aksara Jawa. Bisa berupa kampanye online dan on ground. On ground bisa meliputi diadakannya Festival budaya, sementara online bisa dilakukan melalui lomba menulis dengan aksara Jawa di sosial media. Terakhir, “Giat. Yakni mengajak publik untuk menyebarluaskan pengalaman dari kegiatan yang diikuti. 
 
Baca juga: Cegah Kanker Nasofaring dengan Resep Kacang Mete Ala Mahasiswa UMM
 
Hanya dalam rentang waktu riset yang terbilang kilat, yakni beberapa jam saja hingga jelang diajukannya proposal, mereka berlaga cukup percaya diri. Terbukti, Tim Synergistic PR melaju pada babak final bersanding dengan 5 perguruan tinggi lainnya, Universitas Gajar Mada (UGM), Binus University, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN), Telkom University dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
 
Untuk memenangkan perlombaan, Ajeng mengakui tim mereka menggarap desain proposal yang kreatif, menarik dan unik. Tidak hanya itu, proposal juga disusun secara lengkap dan terstruktur dalam mengembangkan ide. “Dalam segi busana ketika presentasi, tim kami sudah prepare busana adat untuk lebih memreprentasikan budaya yang ada di Indonesia,” tambah Ajeng pada acara Awarding Night, Minggu (27/10). (yas/can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image