Mahasiswa UMM Bantu Pengidap Diabetes Lewat Beras Analog Umbi-Kulit Manggis
Author : Humas | Rabu, 08 September 2021 10:05 WIB
|
Tim mahasiswa UMM yang memberikan opsi beras analog untuk penderita diabetes. (Foto: Istiemewa) |
Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus diabetes tertinggi. Dari tahun ke tahun, pravelensi diabetes terus mengalami peningkatan. Melihat fenomena tersebut, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Kretifitas Mahasiswa-Riset (PKM – RE) ciptakan beras analog sebagai pangan pengganti bagi penderita diabetes. Adapun proyek PKM ini digarap oleh Rizqi Zidhani Widya Iswara, Dwi Wahyu Lestari, Silvia Feby Rusantiyadi dan Anggita Yumadinda yang tergabung dalam satu kelompok.
PKM dengan judul “Beras Analog Dari Umbi Talas Dengan Penambahan Kulit Manggis Sebagai Makanan Pengganti Bagi Penderita Diabetes” ini telah lolos pendanaan dari Direktorat Jendral Perguraan Tinggi (Dikti) pada bulan Mei lalu. Rizqi Zidhani selaku ketua tim menjelaskan bahwa masyarakt Indonesia tidak bisa lepas dari nasi sebagi makanan pokok. Oleh karenanya, beras analog yang mirip dengan nasi bisa menjadi pengganti makanan yang cocok bagi pengidap diabetes.
“Beras analog yang mirip dengan beras pada umumnya bisa menjadi makanan pokok pengganti bagi mereka yang menderita diabetes,” imbuhnya.
Adapun bahan-bahan pokok dari beras analog ini terdiri dari umbi talas dan kulit manggis. Rizqi, sapaan akrabnya memaparkan bahwa kandungan pada talas yang kaya akan serat cocok untuk pengidap diabetes. Pun dengan nutrisi pada kulit manggis yang mengandung antioksidan membantu meningkatkan daya tahan tubuh bagi mereka yang mengonsumsi. DI samping itu juga dapat mencegah radiasi jahat dari luar tubuh.
“Kandungan serat pada talas dan antioksidan pada kulit manggis sangat baik bagi penderita diabetes. Sekaligus bisa mempercepat penyembuhan yang biasanya menjadi masalah,” ujarnya melanjutkan.
Adapun mereka telah melakukan riset terkait proyek PKM ini sejak bulan Mei hingga Agustus lalu. Pada awal riset, mereka telah mempersiapkan riset danbahan-bahan pokok. Dilanjutkan dengan proses pembuatan beras analog pada bulan Juni hingga Agustus. Rizqi menuturkan bahwa hasil riset ini nantinya akan dituangkan dalam jurnal penelitian.
Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan ini mengatakan bahwa hasil penelitian ini akan didaftarkan pada Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Pun melakukan uji kelayakan pada beras sehingga aman untuk dikonsumsi dan dipasarkan. “Saya dan tim berharap beras analog hasil dari penelitian ini bisa menjadi pengganti bisa dikonsumsi secara luas bagi pengidap diabetes, sekaligus membantu proses penyembuhan,” ungkapnya di akhir. (haq/wil)
Shared:
Komentar