Mahasiswa PMM, Wakil Rektor I dan Penghuni Panti Melakukan Simulasi pembudidayaan Ikan Lele (Foto: Istimewah) |
Selain didorong untuk kegiatan akademik, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) juga terus diarahkan untuk mengabdi pada negeri. Salah satunya dilakukan oleh tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) gelombang 2 yang terjun ke Rumah Asuh Anak dan Lansia (RAAL) Griya Asih, Lawang sejak awal Oktober. Adapun Pengabdian tersebut ditutup pada Selasa (16/11) lalu.
Pada kegiatan pengabdian tersebut, para mahasiswa tidak hanya menemani dan merawat para oma saja. Mereka juga mengajak anak-anak panti untuk belajar serta bermain. Memberikan wawasan baru melalui beragam aktivitas baru dan inovatif. Di antaranya membuat bunga dari sedotan, merangkai gelang bahkan juga melukis vas. Menariknya, mahasiswa juga membangun kolam lele yang bisa dijadikan lahan produktif serta membuat taman bunga.
Wakil Rektor I UMM Prof. Syamsul Arifin, M.Si. menjelaskan bahwa aktivitas ini sangat berkesan baginya. Terutama karena ada proses dialog antar keyakinan. Menurutnya, hal itu menjadi topik yang menarik dan ia tekuni.
“Kita hidup di tengah perbedaan yang tidak mungkin dihindari. Kita memiliki perbedaan kulit, budaya, agama dan lainnya. Namun kita dapat dipertemukan dengan perasaan sebagai manusia yang memiliki rasa kemanusiaan yang sama,” imbuhnya.
Syamsul, sapaan akrabnya menurutkan bahwa sangat penting mengedepankan rasa kemanusiaan. Apalagi mengingat bahwa setiap agama mengajarkan dan menjunjung kemanusiaan di dalam ajaranya. Maka, disampaikan olehnya bahwa kita tidak perlu memandang agama untuk membantu dan mengasihi sesama.
“Kami atas nama pimpinan mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Griya Asih yang memberi tempat mahasiswa untuk belajar terkait nilai-nilai kemanusiaan,” ungkap Syamsul.
Pada kesempatan yang sama, Pengurus RAAL Griya Asih Ellen Natalie Poluan mengungkapkan bahwa ia sangat senang para mahasiswa datang dan membantu. Sebelum ada mahasiswa, ada beberapa program yang belum terlaksana. Namun semenjak mereka datang membantu, banyak program yang bisa dilakukan dengan baik. “Bahkan ada kehgiatan-kegiatan baru yang membuat penghuni panti senang,” tuturnya.
Natalie mengatakan bahwa pengabdian yang dilakukan tidak akan berakhir sia sia. Menurutya, apa yang ditabur oleh manusia akan menuai hasil yang setimpal. Ia juga meminta agar hubungan baik yang sudah dijalin dengan mahasiswa gelombang 2 tidak putus begitu saja. Pihkanya selalu membuka pintu jika suatu saat ada yang berkunjung dan menemui para oma yang sudah sebulan terakhir dirawat.
“Orang tua di sini sudah seperti orang tua mahasiswa, begitupun dengan adik-adik yang sudah seperti adik sendiri. Terlebih lagi kebersamaan yang dibangun melalui kegiatan membuat pot, melukis vas dan merangkai gelang tentu memberikan kesan yang tidak terlupakan,” pungkasnya. (/wil)