Mahasiswa UMM Berdayakan Warga Mojorejo Atasi Problem Sampah

Author : Humas | Jum'at, 29 Juli 2016 17:35 WIB
Hasil daur ulang sampah dibuat menjadi menarik seperti tas rajut dari kresek bekas, tas dari bungkus kopi dan leher botol gelas minuman, hantaran dari kardus bekas. foto : Rinoanugrawan

TERUS meningkatnya jumlah sampah di Desa Mojorejo, Kota Batu, memunculkan keresahan bagi tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yaitu Iin Sulis Setyowati, Dona Kurniawan, dan Agung Saifullah, sekaligus menginspirasi mereka membuat Program Kreatif Mahasiswa Pemberdayaan Masyarakat (PKMPM) untuk mengatasi masalah tersebut. 

Ketiga mahasiswa tersebut menyusun dan mengaplikasikan program daur ulang sampah plastik, yaitu dengan membuat kerajinan tangan (handycraft) berbahan dasar sampah plastik rumah tangga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. 
Program ini, kata Iin, bertujuan untuk mengurangi banyaknya sampah plastik, terutama hasil buangan limbah agar berguna dan memiliki nilai ekonomi. “Dengan begitu, sampah-sampah plastik tak lagi jadi masalah dan akan menjadi ladang bisnis bagi ibu-ibu rumah tangga di sekitar desa Mojorejo tersebut.” 

Sosialisasi program pemberdayaan dan pelatihan di desa Mojorejo ini memerlukan waktu yang cukup lama. Terhitung sejak April 2016 lalu, beberapa tahapan kegiatan telah dilakulan, yaitu memberikan pelatihan kepada 30 ibu rumah tangga perwakilan dari setiap RT dan RW untuk  mendaur ulang sampah plastik menjadi handicraft di pendopo desa Mojorejo. Dalam pelaksanaannya, tahapan ini melibatkan ketua penggerak PKK sebagai pionir ibu rumah tangga setempat. 

Tahapan kedua, lanjut Iis, yakni memilah sampah-sampah yg dapat didaur ulang. Ibu rumah tangga membawa sampah plastik yang ada di sekitar rumah dan mengerti sampah mana saja yang dapat didaur ulang dan nantinya memiliiki nilai jual. Selanjutnya, yakni tahapan pelatihan. Pelatihan dilakukan selama tiga kali agar para ibu dapat membuat kerajinan tangan secara mandiri. Pelatihan dilakukan bekerjasama dengan Bank Sampah setempat serta TP PKK Mojosari RW 10. 

Beberapa produk yang dihasilkan dari daur ulang sampah ini antara lain tas rajut dari kresek bekas, tas dari bungkus kopi dan leher botol gelas minuman, hantaran dari kardus bekas serta masih banyak produk daur ulang lainnya yang memiliki nilai jual tinggi. Pembeda dari produk yang dihasilkan ini yaitu motif yang kreatif berbeda antara satu pembuat dengan pembuat lainnya. 

“Program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Tidak langsung berhenti dan masyarakat ditinggal begitu saja,” jelas Iis. 

Dalam pelaksanaannya, ada banyak kendala yang harus dihadapi ketiga mahasiswa tersebut, di antaranya yaitu; bahan yang sulit didapat seperti sampah bungkus kopi yang sama, desa belum memberikan fasilitas kelompok usaha, dan belum masuk pada proses pemasaran handycraft. 

Namun, masyarakat sekitar desa Mojorejo sangat terbuka dan mau belajar. Sangat senang dengan adanya kegiatan yang diadakan mahasiswa UMM ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang setelah mengikuti pelatihan, menularkan ilmu dan ketrampilannya kepada masyarakat lain. Mereka merasa bangga bisa melakukan dan memanfaatkan sampah daur ulang yang ada di sekitar. (roh/han) 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image