Mahasiswa UMM Gagas Bioplastik Berbahan Limbah Kedelai sebagai Solusi Masalah Lingkungan
Author : Humas | Selasa, 01 September 2020 10:34 WIB
|
Anggota PKM UMM yang membuat kantong plastik berbahan limbah kedelai bernama Bioplastik (Foto: Istimewa) |
PENCEMARAN lingkungan yang diakibatkan salah satunya dari penggunaan sampah plastik seakan tak berujung. Mengingat bahwa sifat plastik hanya akan terurai di tanah dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan dapat mencapai 100 tahun, sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah, dan di perairan plastik akan sulit terurai. Menjawab permasalahan ini, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pembuatan kantong plastik berbahan limbah kedelai bernama Bioplastik.
“Bioplastik bermanfaat untuk pemupukan tanaman dan mengurangi penumpukkan limbah plastik. Inovasi ini dibuat untuk menggurangi penggunaan plastik berbahan dasar kimia. Usaha ini didukung dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah. Terlebih, Malang terkenal dengan makanan khas tempe yang berbahan dasar kedelai, sehingga harga bahan pembuatannya cukup murah,” terang Yuanna Maulidda, anggota kelompok yang karyanya didaftarkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini.
Yuanna tak sendirian, dalam pembuatan Bioplastik ini, Yuanna bersama teman satu kelompoknya yakni Fiska Noviandana, Fitrotul Khusnia, M. Aditya Hidayat, dan Raden Agyk D.A.G.P. Dilanjutkan Yuanna, limbah kedelai dipilih karena kandungan protein dan karbohidratnya yang tinggi sehingga bisa diolah menjadi Bioplastik. “Di sisi lain, inovasi ini juga dapat memberikan keuntungan dengan menambah pendapatan bagi produsen tempe maupun tahu,” lanjut mahasiswa Prodi Agribisnis angkatan 2018 ini.
Sasaran pasar utamanya, sambung Yuanna, adalah produk minuman pinggir jalan. Kelompok ini juga hendak menawarkan produk Bioplastik ini ke pabrik minuman untuk mengganti sedotan plastik dengan produk yang kelompok ini gagas. “Selain itu, kami juga bisa mempromosikan produk kita melalui media sosial, menggunakan gerakan anti plastik, dari mulut ke mulut,dan berbagai media lainnya. Harapannya, produk kami bisa menggantikan fungsi dari sedotan plastik,” ungkap Yuanna diwawancarai Senin (31/8).
Untuk diketahui, UMM berada di posisi runner up sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang memperoleh pendanaan terbanyak se-Indonesia. Berdasarkan keterangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), 55 proposal UMM akan mendapatkan bantuan pendanaan PKM 5 Bidang Tahun 2020. “Kami berharap inovasi yang kami buat dapat digunakan di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia agar dapat bermanfaat untuk kelangsungan bumi dan manusia,” pungkas Yuanna. (*/can)
Shared:
Komentar