Mahasiswa UMM Gelar Pengembangan Wisata di Kampoeng Heritage Kajoetangan

Author : Humas | Senin, 19 Juli 2021 11:31 WIB
Pengembangan Kampung Heritage Kajoetangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa UMM. (Foto: istimewa)
Meski kegiatan dibatasi karena adanya kenaikan kasus pandemi, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak berhenti untuk berkontribusi. Menggandeng Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Kajoetangan Malang, mereka melangsungkan agenda Pengembangan Pariwisata Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang pada 10-11 Juli lalu. Uniknya, agenda forum yang juga mengundang pihak internal kampung dan beberapa pemateri ahli ini juga disingkat dengan PPKM.
 
Pada hari pertama, diskusi tersebut membahas terkait rekonsolidasi dan penguatan komunikasi internal Kampoeng Heritage Kajoetangan. Tri Sulihanto, Sekjen East Java Ecotourism Forum menjelaskan akan pentingnya perencanaan pariwisiata yang terukur. Selain itu juga harus bisa sustainable dan memiliki kelembagaan yang baik untuk menunjang pengelolaan wisata terkait.
“Dalam menjalankan pariwisata perlu adanya Kelompok Kerja Lokal Pariwisata (KKLP) yang nantinya menjadi wadah koordinasi dan komunikasi pemangku kepentingan di desa atau destinasi wisata,” imbuh Founder Malang Travelista tersebut.
 
 
Dalam diskusi tersebut, peserta kegiatan juga sepakat bahwa pariwisata menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Lebih penting lagi yakni untuk melindungi warisan sejarah yang ada di Kampoeng Heritage Kajoetangan itu. Mereka juga merasa bahwa partisipasi masyarakat juga penting mengingat kegiatan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan aset publik dalam pelaksanaannya. 
 
Sementara itu, pada hari kedua agenda ini mengkaji terkait strategi branding pariwisata di tengah pandemi. Tema ini diangkat melihat keadaan pariwisata yang dihentikan selama beberapa waktu. Arum Martikasari yang didapuk menjadi pemateri mengatakan bahwa branding tempat wisata di tengah pandemi adalah hal yang perlu diperhatikan. Hal itu tidak lepas dari kunjungan wisata yang menurun akibat pembatasan.
 
Arum, panggilan akrabnya menjelaskan ada 4 syarat utama untuk mengembangkan pariwisata. Mulai dari attraction (atraksi), accessibility (akses), amenity (fasilitas khusus) hingga ancillary (pelayanan tambahan). Penggalian warisan yang ada di lokasi wisata juga bisa menjadi daya tarik tersendiri sehingga para pengunjung akan merasakan pengalmaan yang tidak terlupakan. “Pasti ada berbagai warisan yang ada di lokasi Kampoeng Heritage Kajoetangan. Maka perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bisa memberi kesan yang baik,” tutur pemateri yang kini menjadi strategic planner of Anagata Kreatif Consultant. 
 
Pada kesempatan yang sama, Ibu Sri Arniati selaku anggota Pokdarwis divisi UMKM merasa puas dengan kegiatan yang diinisiasi oleh mahasiswa UMM tersebut. Ia juga mengaku bahwa Kampoeng Heritage Kajoetangan telah ke 4 pilar tersebut. “Saya kira tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan manajemen yang baik serta melibatkan warga masyarakat sehingga mampu memanfaatkan budaya lokal yang tersedia," ungkapnya melanjutkan.
 
Tiim CAC.Co dari Ilmu Komunikasi UMM dan juga Pokdarwis sebagai penyelenggara berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi sekaligus wadah komunikasi guna memaksimalkan branding wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan. Harapannya kampung ini bisa menjadi pariwisata berkelanjutan yang sukses. (*/wil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image