Mahasiswa UMM Gunakan AI untuk Menguji Viabilitas Polen Kelapa Sawit

Author : Humas | Senin, 30 Januari 2023 07:06 WIB

Mohammad Rifqi Nur Faroza, Mahasiswa Teknik Elektro UMM Merancang AI untuk Menguji Viabilitas Polen Kelapa Sawit. (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus melakukan inovasi di berbagai bidang. Inovasi terbaru kali ini di bidang Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Adalah Mohammad Rifqi Nur Faroza, mahasiswa teknik elektro UMM merancang AI untuk menguji viabilitas polen kelapa sawit.

Semua berawal dari kesempatan yang ia dapat untuk magang di Pusat Penelitian Kelapa Sawit di Kota Medan mellaui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Di situ, ia belajar banyak mengenai kelapa sawit, mulai dari pengembangannya hingga tantangannya. Ia juga fokus menggarap bidang Ai Developer untuk meningkatkan kualitas kelapa sawit di sana. 

Semua bermula pada permasalahan efektivitas pengujian butir polen kelapa sawit di perusahaan tersebut. Faroza dan beberapa mahasiswa MBKM akhirnya memiliki ide untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat menguji viabilitas polen atau serbuk sari dari kelapa sawit. Sehingga bisa mengetahui kelayakan dan kualitas dari polennya. 

Baca juga: Sunset Vokasi UMM dan BRI Tekan Risiko Gagal Studi Mahasiswa

Aplikasi tersebut ia beri nama Palm Oil Pollen Detector yang memiliki cara kerja dengan melihat butir polen melalui mikroskop. Kemudian dideteksi melalui aplikasi berbasis AI. Viabilitas polen yang terdeteksi dapat menyatakan keadaan polen yang sudah masak dan siap menyerbuk kepala putik. 

"Para peneliti sebelumnya menggunakan cara manual dalam menghitung viabilitas suatu polen dan membutuhkan waktu 1-2 jam untuk mendapatkan hasil kualitas polennya. Namun, dengan inovasi AI ini, kita dapat mempercepat proses uji menjadi beberapa detik saja," jelas Faroza.

Baca juga: Diskusi FKIP UMM: Gempuran Disrupsi Teknologi, Guru Harus Lihai Pakai Gawai

Dalam pembuatan aplikasi ini, Faroza menjelaskan bahwa butuh waktu kurang lebih 2 bulan dan beberapa kali percobaan untuk menciptakan sebuah kecerdasan buatan yang diinginkan. Inovasi ini tentu sangat bermanfaat bagi perusahaan karena dapat mempercepat produksi kelapa sawit dengan kualitas yang sangat baik. 

Selain manfaat bagi perusahaan, Faroza dengan bangga menyebutkan bahwa pengembangan inovasi dari AI ini dapat menjadi referensi dari penelitian lainnya. "Semoga kedepannya dapat mengimplementasikan teknologi AI di bidang yang lain, terutama di bidang pertanian agar pertanian di Indonesia semakin maju," tambahnya. (sep/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image