Mahasiswa UMM Menangi Medali Internasional berkat Aplikasi CardioFriends
Author : Humas | Sabtu, 12 Februari 2022 02:12 WIB
|
Tim UMM yang membuat aplikasi Cardiofriends. (Foto: Istimewa) |
Gagas aplikasi rehabilitasi untuk pasien penyakit jantung, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bawa pulang medali internasional. Raihan medali perunggu tersebut diperoleh pada ajang Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Internasional yang bertemakan Asean Innovative Science Environmental and Enterpreneur Fair (AISEEF) 2022, pada Selasa (05/02) lalu.
Ajang ini diinisiasi oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan dilaksanakan secara hybrid. Pada lomba tersebut, aplikasi rancangan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) ini harus bersaing bersama 447 tim dari 20 negara di ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Turkey, Mesir, Singapura, USA, Philipina, Palestina, Thailand, Lebanon, Macau, Vietnam, Uni Emirate Arab, Iran, Tunisia, Macedonia, Korea, Taiwan dan Republik Serbia.
Salah satu anggota tim, Khoiroh Yeroh menjelaskan bahwa gagasan pembuatan aplikasi CardioFriends ini berawal dari kekhawatiran anggota tim mengenai penanganan rehabilitasi para pasien penyakit jantung. Utamanya di masa-masa pandemi. Padahal, rehabilitasi jantung merupakan salah satu intervensi pengobatan yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup pasien jantung koroner.
“Menurut data dari World Health Organization (WHO), ada 13.000 lebih penderita penyakit jantung di seluruh dunia. Sementara itu, penyediaan layanan kesehatan menjadi terganggung karena penanganan pandemi Covid-19. Oleh karenanya, kami memberikan solusi penanganan pasien jantung koroner di masa pandemi dengan menggunakan sistem berbasis mobile health bernama CardioFriends,” ungkap mahasiswa asal Malang tersebut.
Lebih lanjut, Khoir sapaan akrabnya menjelaskan bahwa aplikasi ini dirancang untuk memudahkan perawatan pasien penyakit jantung di rumah. Sampai saat ini, pembuatan aplikasi tersebut telah sampai pada tahap prototipe. “Namun untuk ke depan, perlu adanya penelitian dan uji coba lebih lanjut terkait efektivitas penggunaan aplikasi dalam mengatasi tantangan penyelesaian kasus penyakit tidak menular di era Covid-19,” ujar anak pertama dari dua bersaudara itu.
Selain Khoir, tim ini juga dianggotai oleh Muhammad Dodik Prastiyo, Dinda Putri S, Fino Ardiansyah, dan Risa Aprillia. Pada kesempatan yang berbeda, Dodik menambahkan bahwa aplikasi ini tidak hanya terbatas pada smartphone tetapi juga terintegrasi pada smartwatch dan website. Selain itu, Aplikasi ini juga memiliki delapan fitur utama yaitu, pendidikan, kepatuhan pengobatan, manajemen stress, kesehatan tubuh, aktivitas fisik, konseling kesehatan, dukungan komunitas penyakit jantung, dan pengukur kesejahteraan.
"Integrasi smartphone dan smartwatch ini akan memudahkan kontrol harian pada aktivitas para pasien. Sementara itu, website digunakan untuk akses pada data-data yang besar. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan dukungan menyelesaikan tantangan, notifikasi harian, mengukur pengetahuan, tingkat obesitas, dan juga tingkat stres,” kata mahasiswa FIKES itu.
Dodik mengatakan bahwa dengan adanya berbagai fitur dan layanan di dalam aplikasi ini, diharapkan pasien mendapatkan fasilitas rehabilitasi yang maksimal. “Saya ingin nantinya aplikasi ini benar-benar bisa memberikan bantuan secara nyata serta adanya pengembangan inovasi terkait fitur-fitur yang ada,” ujarnya mengakhiri. (syi/wil)
Shared:
Komentar