Basil yang sukses menelurkan gagasan rancangan sistem solar cell. (Foto: Haqi Humas) |
Nama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali harum di tingkat nasional. Kali ini, Ahmad Basil Fajri Waliyuddin, mahasiswa Prodi Teknik Elektro UMM ini berhasil menyabet juara tiga di ajang Engineering Renewable Design Competitions. Adapun lomba ini diselenggarakan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) tbk. (WIKA) pada akhir Februari lalu secara daring. Menariknya, perlombaan ini juga masuk dalam program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Geriliya) dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Ahmad Basil menjelaskan bahwa ia dan tim mendesain sistem listrik yang diberi nama “Majalengka Factory On-Grid Solar Project 4,51 MWp”. Adapun hasil garapannya tersebut menjelaskan desain aliran listrik dari panel surya ke PLN. Begitupun dengan susunan sistem di bidang serupa.
Selama perlombaan, ada beberapa hal yang harus diselesaikan oleh Basik dan tim. Pertama, yakni mempersiapkan desain sistem yang menggunakan aplikasi Helioskop untuk mensimulasikan sistem listrik dari panel menuju PLN. Selanjutnya desain diagram yang menggambarkan garis listrik dari panel surya ke output. Begitupun dengan inteconnections diagram yang menggambarkan sambungan menggunakan delapan inverter terhubung dari ratusan panel ke PLN melalui travo. Apalagi mengingat dengan tegangan listrik menengah.
“Masih ada general layout dan struktur desain sebagai aspek yang harus dipenuhi. Semua aspek ini kami garap dengan ide yang kami rancang. Tidak ada batasan inovasi yang ditetap dari pihak penyelenggara,” ucapnya.
Menurutnya, perlombaan ini turut membantu PT. Wijaya Karya (WIKA) dalam memenuhi kebutuhan solar sistem on grid. Adapun selama perlombaan, Basil tidak sendirian. Ia ditemani dengan Lendy Aditya Angga Permana (Universitas Andalas) dan Nadya Chairunisa (Universitas Diponogoro) yang sebelumnya tergabung dalam satu kelompok MBKM Geriliya ini.
“Mungkin salah satu kendala yang kami hadapi adalah pengetahun teknis yang selama ini tidak kami pelajari di kelas. Jadi mau tidak mau harus mencari sendiri dan memahaminya dari beragam literatur maupun praktisi. Ajang ini juga membuka mata saya bahwa masih ada banyak hal yang harus saya pelajari,” imbuhnya.
Mahasiwa asal Balikpapan, Kalimantan Timur ini berharap bisa terus mengembangkan diri. Selain itu juga memperbaiki kekurangan-kekurangan yang selama ini ia rasakan. Begitupun dengan pengalaman mengikuti kompetisi yang bisa dimanfaatkan untuk beradaptasi di dunia kerja nanti. “Saya juga ingin agar energi baru terbarukan bisa berkembang pesat di Indonesia, sehingga lingkungan dan bumi bisa tetap terjaga,” pungkasnya. (haq/wil)