Mahasiswa UMM Rancang Alat Pengukur Bending Jembatan Baja

Author : Humas | Sabtu, 26 September 2020 11:34 WIB
Gigih Dwi Raharjo dengan tampilan aplikasi alat pengukur Bending Jembatan Baja ((Foto: Istimewa)
TIPOLOGI daratan Indonesia terdiri dari banyak rupa. Satu pulau, belum tentu sama dengan pulau lainnya. Sehingga, unsur infrastruktur menjadi hal yang mendasar. Utamanya infrastruktur transportasi. Salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada adalah jembatan. Faktor keamanan pada bangunan jembatan juga tidak boleh ditinggalkan. Jika rusak atau rapuh, bisa fatal akibatnya. Selain distribusi makanan dan pertumbuhan pembangunan terhambat, ketakutannya juga akan memakan korban. Misalnya besi penopang jembatan yang reot, atau lebih parahnya lagi bisa roboh.
 
Maka, untuk mengurangi potensi robohnya jembatan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat alat pengukur bending atau pembengkokan pada jembatan yang mampu menampilkan kondisi jembatan yang masih layak atau tidak. Data kondisi ini didapat dari hasil pengukuran didisplay secara otomatis pada smartphone. Jembatan akan dilengkapi sensor Strain Gauge untuk mengukur bending. Hasil pengukuran akan diolah oleh sistem mikrokontroler menggunakan Arduino Uno Atmega 328, kemudian ditampilkan pada aplikasi berbasiswa mobile Android.
 
Baca juga: Mahasiswa UMM Gagas Aplikasi Tangani Keterlambatan Belajar Anak
 
Sensor Strain Gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan (deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan. “Prinsipnya, jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui berapa besar tahanan,” kata Gigih Dwi, ketua kelompok. 
 
Baca juga: Mahasiswa UMM Raih Perunggu di Kompetisi MIPA Kemendikbud
 
Sementara, Arduino Uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler ATmega328. IC (integrated circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM), 6 analog input, resonator kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mensupport mikrokontrol secara mudah terhubung dengan kabel power USB atau kabel power supply adaptor AC ke DC atau juga battery. Selain itu, ada module wi-fi ESP8266, dengan module tersebut kita dapat membuat sebuah perangkat elektronika yang dapat terhubung dengan internet. 
 
 
Rancangan alat ini tak dikerjakan Gigih sendirian. Ia bersama kedua kawannya dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UMM, yakni Priyo Beni Santoso dan Ilham Dwi Cahyo. Mereka mendaftarkan rancangan alat ini di Program Kreativitas Mahasiswa  Karya Cipta (PKM-KC). Karya yang dibimbing dosen Budiono, S.Si. MT. ini berhasil memperoleh pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Karya ini merupakan salah satu karya dari 55 proposal UMM yang didanai. (*can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image