Mahasiswa UMM Teliti Pelepah Pisang Raja Untuk Pembalut Organik

Author : Humas | Senin, 19 Agustus 2024 09:38 WIB
Sekelompok mahasiswa Program Studi Kedokteran UMM lakukan penelitian terkait pelepah pisang raja yang dijadikan sebagai bahan serap pembalut organik (Foto : Istimewa)

Pohon pisang dikenal sebagai tanaman serbaguna dengan ribuan manfaat. Mulai dari akar, batang, pelepah, daun, hingga buahnya. Tak heran jika tanaman ini menjadi salah satu sumber penting dalam kehidupan sehari-hari. Melihat hal tersebut, kelompok mahasiswa dari Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan penelitian terkait pelepah pisang raja yang dijadikan sebagai bahan serap pembalut organik sekaligus bermanfaat untuk mencegah tumbuhnya Jamur Candida Albicans.

Mereka adalah Alisha Maryam sebagai ketua, Faiza Rahma Maulida, Sevayahe Ayuning Vinosa, Felix Natha Niela Fawwaz, dan Vera Miftakul Rahma Kamali.

Baca juga : Semarak HUT ke-79 RI di UMM, Ada Banyak Lomba Hingga Bantu PKL sekitar

Penelitian mereka dilatarbelakangi oleh data internasional yang menyebutkan bahwa secara global, 70% wanita berusia 25-34 tahun pernah terjangkit penyakit kandidiasis vulvovaginal. Alisha Maryam menjelaskan bahwa meskipun penyakit tersebut sudah memiliki obat, seperti coconazole yang digunakan secara oral dan clotrimazole secara intravagina, namun keduanya memiliki efek samping yang membuat wanita menjadi kurang nyaman.

“Keduanya memiliki efek samping seperti mual, muntah, diare, sensasi terbakar, dan iritasi. Dengan menggunakan pelepah pisang raja sebagai bahan serap pembalut organik yang memiliki kandungan Flavonoid, diharapkan dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang merupakan penyebab penyakit kandidiasis vulvovaginal,”

Alisha menerangkan bahwa pemilihan pelepah pisang raja dibandingkan jenis pisang lainnya karena selain terbukti mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, pelepah ini juga memiliki daya serap yang lebih baik dibandingkan dengan pelepah pisang jenis lain. Mereka menggunakan berbagai metode seperti ekstraksi, wheel stator, pembuatan suspensi, dilusi, dan uji scanning electron microscope.

“Daya serapnya cukup banyak yakni 16,98 gram yang nilainya tidak jauh berbeda dengan bahan serap kapas pembalut pada umumnya. Namun dengan melihat nilai manfaatnya yang bisa menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Ini menjadi lebih aman untuk digunakan oleh para wanita,” jelasnya.

Baca juga : Semarak HUT ke-79 RI, UMM Kibarkan Giant Flag di Pujon Hill

Lebih lanjut, ia menyebut berdasarkan hasil penelitian itu dapat memberikan pandangan serta inovasi baru dalam dunia kesehatan wanita. Terlebih lagi bahwa seorang wanita harus lebih memperhatikan diri dalam kebersihan daerah kewanitaan. “Manfaat yang kami harapkan dari penggunaan pembalut organik berbahan dasar serat pelepah pisang raja ini adalah dapat mengurangi prevalensi kandidiasis vulvovaginal, baik di Indonesia maupun secara global,” ujar Alisha.

Terakhir, Alisha berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk tidak ragu dalam berinovasi dalam dunia riset. Semua hal yang bersifat terbarukan pasti melewati kondisi trial and error. Dan itu juga menjadi tantangan tersendiri dalam meneliti serta menciptakan hal-hal yang baru.

"Jangan pernah takut untuk berinovasi dalam dunia riset. Tantang diri kalian untuk berpikir kreatif dan mencari solusi baru. Terus belajar, dan kolaborasi dengan orang lain. Ingat, setiap penemuan besar dimulai dari ide kecil yang dikembangkan dengan dedikasi dan semangat pantang menyerah," pesannya. (Zaf/Faq)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image