Menilik Perjalanan Alumni UMM Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam
Author : Humas | Selasa, 30 Juni 2020 16:03 WIB
|
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. (Foto: Istimewa) |
Menjadi anggota DPRD Jawa Timur termuda di usia 28 tahun pada 2009 lalu, menjadi langkah awalnya terjun ke dunia politik. Atas restu keluarga, Baddrut Tamam, alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini bertekad menjadi lebih bermanfaat untuk orang banyak. “Pada 2009 saya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi termuda. Waktu itu masih berusia 28 tahun. Ini medan pengabdian saya untuk mencatat perubahan, memberikan yang terbaik, memperjuangkan rakyat,” ujarnya.
Berguna bagi orang lain memang telah lama menjadi fokus hidupnya. Bahkan hal ini pula yang menjadi alasan putera dari Alm. KH. Jazuli Maliji memilih Fakultas Psikologi saat kuliah. “Saya tertarik dengan Psikologi karena ini berbicara orang dengan chemistry yang ada di dalamnya, karena manusia itu penuh dengan misteri. Dan belajar tentang manusia itu perlu kesabaran dan ketekunan yang luar biasa. Tujuan berikutnya untuk bisa memiliki teman dan saudara yang sebanyak-banyaknya,” katanya.
Tidak asal pilih, angkatan 1998 ini mengaku, ada beberapa pertimbangan mengapa pilihannya jatuh pada UMM. ”Saya melihat UMM karena pertama akreditasinya. Yang kedua beberapa dosen yang saya lihat di brosur. Gedungnya juga asyik. Dari tiga pertimbangan itu saya memilih Fakultas Psikologi UMM. Dan hingga saat ini pelajaran psikologi kepribadian paling berkesan untuk saya,” kenangnya.
Sejak kuliah, buku, diskusi, dan organisasi menjadi teman terbaik Baddrut. Bahkan, lantaran suka membaca, hampir seluruh uang jajan kiriman dari orang tua, dihabiskannya untuk membeli buku. Sementara itu, biaya hidup sehari-hari ia dapatkan dari berjualan kerupuk.
“Kiriman uang dari orang tua, hampir semua saya belikan buku. Untuk kebutuhan makan saya jualan kerupuk. Kulak-an kerupuk dari Madura terus dikemas, dijual ke beberapa pasar di Malang. Sistemnya titip, berapa lakunya baru dibayar. Lalu berikutnya saya jual kerupuk yang sudah digoreng. Hasilnya lebih dari cukup,” kenangnya.
Baddrut remaja juga suka menulis. Karya opininya kerap dimuat media cetak. Nikmat hasil menulis ini juga ikut dirasakan teman-temannya. “Kalau menulis opini ke media, dapat dari kampus 50.000. Makan waktu itu masih 2.500. Sehingga kalau nulis dapat 50.000, bisa traktir 4 orang teman hingga 5 kali makan. Mereka senang sekali,” katanya.
Selain suka menulis, pria kelahiran Pamekasan 2 Desember 1978 ini juga aktif dalam kajian Islam dan psikologi Phenomenon, Senat Mahasiswa Fakultas, serta organisasi ekstra kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Terus memenuhi keseharian dengan berbagai kegiatan positif hingga lulus kuliah, karir Baddrut di organisasi juga terus menanjak. Pada 2008, ia dipercaya sebagai Ketua PMII Jawa Timur yang mencakup 3 provinsi, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Sembari itu, ia kerap diajak menjadi konsultan politik. Turut serta mendampingi beberapa pejabat, menyusun pemikiran-pemikiran untuk pemerintah provinsi dan kabupaten. Sepak terjangnya semakin diperhitungkan. Ia lalu diminta mencalonkan diri ke DPRD Jawa Timur dan pada 2009 terpilih menjadi anggota DPRD Jatim 2009-2014, berlanjut pada periode 2014-2019. Keinginannya untuk membawa masyarakat menjadi lebih baik, menggerakkan hatinya untuk selalu berkontribusi bagi rakyat.
“2014 saya terpilih kembali menjadi anggota DPRD Provinsi. Baru setelah itu 2018 oleh mayoritas masyarakat dipilih menjadi bupati di Kabupaten Pamekasan,” kata Baddrut.
Tidak main-main, sebelum 100 hari masa kerjanya, Baddrut menerima penghargaan dari MURI karena mampu membuat Mall Pelayanan Publik tercepat di Indonesia. “Ini bagian dari ikhtiar untuk memberikan service excellent dan cepat kepada masyarakat,” katanya.
Kedepannya Baddrut bercita-cita, kelak ia ingin menjadi Presiden, mengulang sejarah kejayaan Aria Wiraraja, pendiri Kerajaan Majapahit yang juga berasal dari pulau garam. "Aria Wiraraja itu orang Madura yang tidak hanya menyatukan Indonesia, namun juga Nusantara," pungkasnya. (sil/can)
Shared:
Komentar