Menko PMK dan Ketum PP Muhammadiyah Bekali Maba UMM
Author : Humas | Senin, 27 September 2021 10:14 WIB
|
Menko PMK sekaligus Ketua BPHM UMM memberikan wejangan dan bekal bagi para mahasiswa baru. (Foto: Istimewa) |
Mahasiswa baru (Maba) dari beragam daerah Indonesia turut hadir dalam gelaran Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2021. Uniknya, event tahunan ini mengangkat tema Harmony in Diversity yang mendorong sivitas akademika untuk senantiasa menghargai berbagai keberagaman yang dimiliki oleh Nusantara. Menyuguhkan berbagai penampilan, Pesmaba 2021 dilangsungkan selama lima hari sejak Selasa (21/9) dengan format daring dan luring di Hall Dome UMM menggunakan protokol kesehatan ketat.
Pada hari kedua pelaksanaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP. selaku Menko PMK sekaligus Ketua BPH UMM memberi selamat kepada para maba yang sudah diterima di Kampus Putih. Ia mendorong para mahasiswa baru untuk segera beradaptasi karena telah berada di fase transformasi diri. Yakni dari seorang siswa sekolah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. “Saudara harus bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang Kampus Putih berikan. Jangan lewatkan satu detikpun untuk tidak belajar dan mencari pengalaman,” ungkapnya.
Muhadjir juga sempat memberikan lima pesan bagi mahasiswa baru yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan. Pertama, ia berharap mereka memiliki kemampuan berpikir kritis melalui kegiatan-kegiatan yang UMM sediakan. Pun dengan sikap kreatif dan inovatif yang nantinya akan berguna saat menghadapi beragam permasalahan. “Saya juga ingin agar saudara mampu memiliki keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi. Tak lupa juga saudara harus menjadi insan yang percaya diri,” tutur Muhadjir melanjutkan.
Sementara itu, Prof. Haedar Nashir, M.Si mengungkapkan bahwa era ini tidaklah mudah karena kehidupan multikulturalisme semakin kompleks. Ditandai dengan adanya demokrasi, hak asasi manusia (HAM), toleransi, pluralisme, serta hubungan antar kelompok, bangsa dan negara. Maka menurutnya, mahasiswa tidak bisa lagi menghindar. Mereka harus senantiasa mawas diri agar tidak terbawa arus dan menjadi objek multikulturalisme.
Menurutnya, saat ini juga menjadi era revolusi digital dan informasi yang mana memberikan kemudahan dan kecepatan. Meski begitu, jika tidak berhati-hati maka anak muda akan menjadi objek hingga terjembab di kehidupan yang tidak baik. “Hal itu bisa terjadi karena kurangnya penguasaan Iptek berdasarkan ilmu, etika dan nilai. Maka perlu adanya peningkatan diri untuk menguasainya dengan baik,” tegasnya.
Haedar juga menyebut bahwa era ini juga menjadi era media sosial sebagai konsekuensi revolusi digital. Selain manfaat yang diperoleh, ia juga menyebutkan pelbagai dampak buruknya seperti hoaks, kebencian, berleha-leha dan lainnya. “Selain sukses dalam belajar, ananda juga harus memiliki akhlak yang mulia, cerdas, berilmu dan berkualitas tinggi serta menjadi orang yang berguna agar bisa menghadapi ketiga era tersebut,” tutur Haedar.
Kemudian Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd. pada pembukaan Pesmaba menyampaikan bahwa gelaran ini merupakan event sakral untuk menyambut keluarga baru Kampus Putih, yakni para mahasiswa. Ia tak lupa memberikan selamat kepada maba karena mampu melanjutkan studi serta menjatuhkan pilihan tepat ke UMM.
Fauzan menilai bahwa ketika sudah menginjak predikat mahasiswa, akan ada berbagai tanggung jawab yang harus dipikul. Pun dengan memberikan berbagai kontribusi dan manfaat bagi nusa dan bangsa. “UMM memiliki semboyan yang senantiasa terus menerus digaungkan yakni Dari Muhammadiyah untuk Bangsa. Oleh karenanya, saudara tidak punya pilihan lain selain menempa dan menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan,” tegasnya.
Di samping itu, Fauzan juga menyarankan para maba untuk menjadi aktivis kampus. Menurutnya, berkuliah tidak hanya cukup dengan mengejar nilai tetapi juga harus aktif di berbagai kegiatan. Sehingga mampu mendapatkan nilai-nilai kehidupan dan dapat menjadi sarjana harapan bangsa.
Perubahan zaman yang cepat karena Covid-19 sempat disinggung oleh Rektor Fauzan. Keadaan ini dapat menjadi peluang yang besar untuk menegakkan tonggak sejarah. Perlu adanya pemantapan diri dan penentuan cita-cita sejak dini. “Memang tidak mudah, maka saudara harus segera memulai mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri agar mampu berjalan dengan lurus hingga menyelesaikan studi dengan baik,” ungkapnya.
Terakhir, ia mengatakan bahwa para maba kini sudah menjadi bagian dari jas merah kampus putih. Maka semangat hidup mahasiswa harus terus menyala dan berapi-api. Dari hal itu, harapannya akan muncul para pemimpin masa depan sesuai passion dan karakter. “Kampus Putih telah menyiapkan kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bisa saudara ikuti. Kami juga akan membekali saudara agar tahan banting dan tangguh dalam menghadapi segala situasi,” jelasnya di akhir.
Selain itu beragam penampilan memeriahkan gelaran Pesmaba UMM tahun ini. Tarian Mahakarya Galuh Sinopatih pun menjadi daya tarik tersendiri. Koreografi yang unik dan hentakan tari yang asyik menjadi lambang semangat juang yang diperagakan oleh UKM Sangsekerta. Pakaian adat yang berbeda juga mengisyaratkan kerukunan dalam keberagaman. Adapula atraksi menghibur dari tim tapak suci UMM yang menyuguhkan gerakan-gerakan silat menghibur serta memancing decak kagum.
Pesmaba UMM 2021 ini juga memberikan hal unik dan berbeda yakni virtual campus tour. Mahasiswa baru diajak menjelajahi sudut-sudut kampus melalui video atraktif dengan sudut pandang pertama. Para maba dibawa menjelajahi ke kampus I, II hingga III. Terbang menyusuri Dome UMM, Masjid AR. Facruddin, kemudian danau hingga stadion sepak bola. (wil)
Shared:
Komentar