Menko PMK Ingatkan Pentingnya Karakter dan Moral Pada Wisudawan UMM

Author : Humas | Jum'at, 02 Juli 2021 15:06 WIB
Wisuda ke-100 UMM yang digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. (Foto: Istimewa)
Gelaran wisuda ke-100 Univesitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali digelar pada Jumat (2/7) lalu. Berlokasi di Dome UMM, acara tersebut menghadirkan Prof. Dr. Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) serta Kepala LLDIKTi Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA. Adapun gelaran itu menjadi penutup rangkaian wisuda UMM yang ke-100.
 
Dr. Fauzan, M.Pd. Rektor UMM menjelaskan bahwa para wisudawan telah memiliki bekal secara institusional karena telah dilahirkan oleh UMM, kampus yang memperoleh banyak pengakuan internasional. Satu di antaranya diperoleh dari UniRank, lembaga survei yang berlokasi di Australia. UMM berhasil dinobatkan menjadi perguruan tinggi Islam terbaik di dunia. “Terbaru, kampus putih juga sukses meraih predikat kampus bintang tiga dari lembaga pemeringkatan QS Stars pada minggu lalu,” terang Fauzan.
 
Dijelaskan Fauzan, Ada dua aspek yang meraih nilai sempurna lima bintang. Salah satunya adalah Employability, aspek yang memiliki peluang strategis bagi wisudawan. Hal itu membuktikan bahwa kompetensi dan kemampuan para wisudawan dapat dijadikan modal untuk bersaing di dunia kerja. Tidak hanya di lecel nasional tapi juga internasional. “Artinya modal untuk sukses secara institusional sudah diberikan oleh kampus. Tinggal bagaimana saudara memanfaatkan peluang yang ada. Saya yakin saudara memiliki energi positif yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Teruslah optimis dalam menghadapi fase kehidupan selanjutnya,” tuturnya.
 
Sementara itu, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa para wisudawan yang akan meninggalkan kampus dan berkiprah di masyarakat merupakan fenomena yang mesti terjadi. Menurutnya, UMM sudah memberikan bekal yang cukup bagi mereka untuk mengarungi dan menghadapi dunia yang sebenarnya. “Satu di antaranya adalah pengalaman belajar. Bagaimana pengabdian para tenaga pengajar dalam mencerdaskan para wisudawan. Begitupun dengan fasilitas belajar yang memiliki andil besar dalam pembentukan aspek akademis dan intelektual,” jelas Muhadjir. 
 
Hal kedua yang UMM bekali adalah dari aspek pembentukan karakter. Bagaimana para wisudawan dibentuk agar bisa memiliki cara berpikir, sikap serta tindakan berdasarkan standar-standar UMM. Menurut Muhadjir, aspek inilah yang membuat keterserapan para alumni dalam dunia kerja cukup tinggi. “Tidak hanya unutk mendapatkan kerja, UMM juga memberikan bekal para alumni untuk bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas,” tegasnya melanjutkan.
 
Ia juga tidak lupa memberi pesan kepada para wisudawan agar mengisi malam-malamnya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Di samping itu juga mendorong mereka untuk berjalan di atas bumi dengan rendah hati serta tidak pongah dan menyombongkan diri. “Jika kita dilecehkan, jangan membalas dengan cara yang sama. Tapi doakan mereka agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan lupa juga untuk berinfak serta mendekatkan diri pada Allah. Karena jika kita dekat dengan Allah, Ia juga akan dekat dengan kita,” pungkas Muhadjir.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala LLDIKTi Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA. Menyebutkan bahwa ada dua syarat perguruan tinggi yang bagus. Hal pertama ialah dipenuhi atau tidaknya syarat formal. Beberapa diantaranya mencakup sarana prasana, akreditasi, bahkan juga dosen-dosennya. “ Saya rasa UMM sudah melebihi itu semua. Jumlah doktornya melimpah, pundengan profesornya. Akreditasi prodinya juga banyak yang A maupun B,” terangnya. 
 
Kemudian adapula syarat substansial, yakni bagaimana UMM menjalankan pembelajarannya. Jika dilihat dari capaian UMM yang meraih berbagai rekognisi internasional, maka UMM tentu sudah melewati standar-standar tersebut.
 
Soeprapto, panggilan akrabnya juga berpesan agar para wisudawan terus berpikir kritis. Ditambah dengan kemampuan kreatif dalam menghadapi dunia yang semakin dinamis. Begitupun dengan aspek komunikasi. Menurutnya, para wisudawan tidak cukup jika hanya memiliki kemampuan bahasa Indoensia. Harus ada kemampuan bahasa internasional lainnya.
 
Di samping itu, para wisudawan juga harus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Tidak hanya terbatas apda teman saja, tapi juga mereka yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia, bahkan juga bangsa lain yang bisa diajak kolaborasi. “Terakhir, saya juga berpesan agar terus memperbaiki moral. Namun saya rasa UMM sudah sangat cukup membekali para wisudawan dalam berbagai aspek ini. Maka ketika semua aspek ini dimiliki, jalan kesuksesan akan mudah ditemui,” pungkasnya di akhir sambutan. (wil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image