Deklarasi asosiasi-asosiasi prodi baru PTM/A se-Indonesia. |
TERBENTUKNYA asosiasi-asosiasi program studi (APS) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTM/A) se-Indonesia disebut Ketua Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr Lincolin Arsyad MSc sebagai salah satu usaha mewujudkan pendidikan yang berkemajuan. APS membuat kualitas prodi di PTM/A masing-masing wilayah meningkat karena pengembangan akademik didasarkan pada capaian yang terstandar nasional.
“Saat ini, Muhammadiyah telah memiliki 61 APS yang kesemuanya akan dijalankan sesuai dengan amanah majelis,” jelas Lincolin pada seremoni penutupan kegiatan Workhsop Pembentukan Asosiasi Prodi PTM/A se-Indonesia, Kamis malam (27/1). Acara ditutup dengan pembacaan deklarasi pembentukan 29 APS baru serta pengesahan dokumen dan capaian pembelajaran lulusan PTM /A.
Lincolin menjelaskan, APS menjadi tempat untuk sharing ilmu dan sharing pengalaman antar PTM. “APS yang sudah dibentuk sekarang juga dapat menjadi resource sharing dalam berbagai hal nantinya,” ungkap Lincolin.
Menurutnya, pembentukan APS merupakan salah satu cara yang dilakukan Muhammadiyah untuk meningkatkan budaya akademik di lingkungan PTM. Lincolin mengharapkan adanya langkah-langkah strategis yang akan di implementasikan. “Nantinya setiap APS akan mengadakan pertemuan dua kali dalam setahun untuk konsolidasi dan pertemuan ilmiah,” tambahnya.
Dalam jangka panjang, setiap APS akan membuat jurnal ilmiah secara kolektif dan akan dipergunakan untuk peningkatan akreditasi prodi. Lincolin menyatakan, dengan memberi dampak yang besar bagi dunia pendidikan, maka Muhammadiyah telah melakukan esensi dari rahmatan lil alamin.
“Jika tradisi ilmiah tersebut sering dilakukan, maka PTM akan berdaya saing dan berkemajuan sehingga ke depannya bisa memberikan dampak yang besar bagi pendidikan di Indonesia,” harapnya.
Senada dengan Lincolin, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof. Dr. Malik Fadjar, M.Sc menyatakan, konsolidasi yang dibangun APS akan menjadi sarana untuk peningkatan kualitas setiap prodi. Tidak hanya itu, Malik juga menilai penulisan jurnal secara kolektif dapat menjadi wadah gotong royong. “APS yang sudah terbentuk ini merupakan sumber inspirasi pemikiran sekaligus dapat memotivasi pembangunan yang berorientasi pada kemajuan,” jelas Malik yang juga Ketua Badan Pembina UMM ini.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UMM Fauzan berharap setiap APS berkomitmen dan sanggup mengemban amanah persyarikatan melalui prodi. “Terbentuknya APS bukan berarti kita membangun eksklusifisme. Akan tetapi dengan terbentuknya APS dapat memberikan wawasan yang luas dan luwes di setiap prodi,” ungkap Fauzan sekaligus menutup acara itu. (jal/han)