Miyuki (kanan) saat bersantai di Gazebo UMM. Foto: Rino Anugrawan. |
JUMAT (10/6) bisa jadi adalah hari paling membuat Miyuki Washiyama bersedih. Bagaimana tidak, hari itu adalah hari terakhirnya di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) setelah sembilan bulan belajar bahasa dan budaya Indonesia. Ia harus kembali ke negara asalnya, Jepang, saat ia sedang senang-senangnya mengenal UMM, Malang dan Indonesia. Matanya berkaca-kaca saat berpamitan dengan dosen, staf dan teman-teman kuliahnya di Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) UMM.
Pengalaman berharga selama studi di UMM membuatnya sulit untuk berpisah. "Saya suka orang-orang, budaya, makanan, saya suka semuanya, saya merasa sedih harus pulang ke Jepang, saya masih mau di sini," ungkap penggemar nasi goreng dan bakso Malang ini.
Sebelum ke UMM, Miyuki adalah mahasiswa di Nihon University. Di kampusnya itu ia mengambil jurusan International Development. Jurusannya ini mewajibkan setiap mahasiswa memiliki kemampuan berbahasa diluar bahasa Jepang. Oleh karenanya mereka diberi pilihan untuk mempelajari bahasa China, Spanyol atau Bahasa Indonesia. "Karena teman-teman sudah banyak sekali yang memilih belajar bahasa China dan Spanyol, saya memilih Bahasa Indonesia saja, saya juga mau tahu tentang Indonesia" ujar gadis yang akrab disapa Miyuki ini.
Kemudian Miyuki mencoba ikut program Beasiswa Darmasiswa. Beasiswa ini merupakan program yang digagas oleh pemerintah Indonesia untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa asing untuk bisa belajar bahasa dan budaya Indonesia. UMM adalah salah satu kampus rujukan yang ditetapkan bagi mahasiswa asing yang berhasil lolos beasiswa ini.
Tidak mudah bagi Miyuki untuk bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Ia mengakui harus tes melawan ratusan mahasiswa dari Jepang lainnya. Setelah berhasil melewati semua tahapan tes, kemudian Miyuki dinyatakan lolos untuk belajar Bahasa Indonesia di UMM. "Saya senang sekali bisa belajar di Indonesia," ungkap gadis kelahiran Tokyo, 23 Januari 1995 ini
Akhirnya pada September 2015, Miyuki tiba di Malang. Menginjakkan kaki pertama kalinya di kampus UMM, ia surprise karena melihat kampus UMM yang menurutnya sangat bagus. Ia juga terksesan dengan sambutan hangat yang diterimanya. "Mereka semua baik-baik sekali, sangat ramah, membuat saya langsung merasa nyaman berada disini," aku Miyuki yang sudah lancar berbahasa Indonesia ini.
Di BIPA UMM banyak mahasiswa asing selain Miyuki yang juga mempelajari Bahasa Indonesia baik mahasiswa dari kawasan Asia, Eropa, Amerika hingga Afrika. Miyuki mengaku memang tidak mudah mempelajari Bahasa Indonesia. "Saya susah bicara yang ada huruf L nya, karena di Jepang tidak ada," akunya.
Miyuki menjelaskan selama sembilan bulan belajar Bahasa Indonesia, Dosen pengajar di BIPA UMM sangat mengayominya dengan baik. Selain itu berkat teman-teman di UMM membuat dirinya bisa belajar dengan cepat. "Mereka sangat baik, mau membantu saya selama belajar disini," katanya.
Setelah menguasai Bahasa Indonesia, Miyuki mengungkapkan keinginannya kembali dan bisa berkarir di Indonesia. Ia mengaku ingin bekerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. "Saya juga ingin sekali membantu orang-orang di Indonesia terutama di Malang," tuturnya
Sayonara, Miyuki. We love you. (gas/nas)