P2KK, Ajang Pembentukan Karakter Mahasiswa UMM

Author : Humas | Kamis, 08 Oktober 2020 04:28 WIB
Kepemimpinan melalui kegiatan outbond. Kegiatan dilakukan sebelum pandemi. (Foto: Istimewa)

SELAIN mengikuti kegiatan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba), mahasiswa baru (Maba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) juga wajib mengikuti kegiatan Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK). Kegiatan P2KK yang merupakan kegiatan pembentukan karakter ini dihadirkan dalam rangka menjawab kebutuhan tentang pentingnya kualitas personal yang harus dimiliki oleh mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi.

“P2KK yang menjadi icon UMMmerupakan sinergi antar berbagai bidang untuk melakukan program peningkatan mutu lulusan di Universitas Muhammadiyah Malang melalui kegiatan akademik dan non akademik.Kegiatan P2KK yang dikhususkan untuk mahasiswa baru merupakan program konversi untuk mata kuliah AIK 1 (Al Islam dan Kemuhamadiyah 1) yang biasanya menggunakan sistem kelas,” terang Dr. Khozin, M.Si selaku Kepala UPT. P2KK UMM.

Di samping itu, dilanjutkan pakar Sejarah Pendidikan Islam ini, program P2KK juga memadukan kegiatan pelatihan soft skill bagi mahasiswa baru untuk memberikan bekal dalam menjalani aktivitas belajar di kampus serta mengenalkan budaya belajar di perguruan tinggi. “Sehingga setiap mahasiswa baru dapat segera menyesuaikan diri dengan seluruh rutinitas kegiatan belajar dan aktivitas non akademik di kampus,” kata dosen Fakultas Agama Islam ini.

Baca juga: UMM-Outlook, Revitalisasi Kerjasama Menuju The World University

UMM sebagai sebuah lembaga pendidikan yang telah memberikan kontribusi dalam membangun bangsa melalui pembangunan sumber daya manusia, khususnya peserta didik di jenjang perguruan tinggi perlu terus berkreasi dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah program character building (pembentukan karakter) bagi mahasiswa, sebagai upaya meningkatkan kualitas personal.

“Tak bisa dipungkiri, mahasiswa UMM secara empirik berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yang tentunya memiliki perbedaan budaya, status sosial, tata nilai, kemampuan personal (intelektual, mental dan sosial) serta pemahaman agama. Perbedaan ini apabila tidak dikelola dengan baik sejak awal dapat menjadi faktor penghambat bagi keberlangsungan proses belajar di perguruan tinggi,” sambung Khozin dalam wawancara via daring, Rabu (7/10).

Di samping itu, katanya, adanya perbedaan potensi serta prestasi dapat juga menciptakan kesenjangan antar mahasiswa, sehingga perlu difasilitasi dengan kegiatan yang dapat mensinergikan antara peluang yang telah diciptakan oleh kampus dengan potensi mahasiswa. sebagai upaya meningkatkan kualitas personal sehingga mampu berbuat lebih baik dalam membangun masyarakat sesuai dengan semboyan UMM "Dari Muhammadiyah Untuk Bangsa".

Seyogyanya, kegiatan P2KK dilakukan secara luring dengan menginap selama sepekan di asrama. Mengingat pandemi, kegiatan ini dilakukan secara daring. “Jadi selama daring semua materi tidak diberikan. Misalnya materi yang berkenaan dengan praktik seperti ibadah itu sementara kita tiadakan. Selain itu, materi kepemimpinan berupa outbond juga ditiadakan. Kita menjadwal untuk P2KK itu hanya lima hari termasuk tes dan penutupannya,” pungkasnya. (can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image