Uji coba alat cuci tangan otomatis. (Foto: Istimewa) |
KELOMPOK mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tengah melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menggagas alat cuci tangan dan handsanitizer otomatis. Implementasi teknologi guna mencegah penularan Covid-19 ini mereka jalankan di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri. Teknologi ini dipergunakan tanpa menyentuh peralatan mekanik dengan menggunakan bantuan teknologi Sensor Pengahalang (Sensor Infrared).
“Adanya Pandemi Covid-19 di tengah masyarakat memberikan dampak buruk yang besar. Sehingga masyarakat harus disiplin menerapkan hidup bersih sesuai protokol kesehatan yang diarahkan oleh Pemerintah. Alat Cuci Tangan dan Handsanitizer otomatis ini merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan berkala sebagai penerapan kebiasaan baru yakni rajin cuci tangan,” Mohamad Al Fikih, anggota kelompok 81 PMM UMM selaku inisiator teknologi saat diwawancarai, Kamis (3/9).
Penggunaan alat otomatis ini cukup mudah, yakni dengan meletakkan tangan pada bawah sensor. Air akan mengalir secara otomatis dan berhenti ketika tangan dijauhkan dari sensor. “Kami serahkan satu unit alat ini secara gratis kepada Desa Balongjeruk. Harapan kami agar alat cuci tangan ini dapat memberikan peningkatkan kesadaran mencuci tangan dan contoh yang baik kepada masyarakat karena adanya teknologi ini di desa Balongjeruk,“ ujar Habib selaku Koordinator Desa kelompok 81 PMM UMM.
Baca juga: Bikin Sampah Tutup Botol Jadi Seni Lukisan
Alat cuci tangan dan handsanitizer otomatis yang dilaunching beberapa hari lalu (31/8) ini dihadiri Safi’i selaku Kepala Desa Balongjeruk serta Perangkat Desa di Lingkungan Balai desa Balongjeruk. Safi’i mengapresiasi mahasiswa UMM yang mempunyai ide kreatif dan inovatif dengan membuat alat cuci tangan ini. Saya ingin, penerapan alat di seluruh titik lingkungan Pelayanan Balai Desa Balongjeruk guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan Covid-19,” ujar Safi’i dalam sambutannya.
Hal ini selaras dengan dukungan yang disampaikan Dosen Pembimbing Lapang, Beti Istanti Suwandayani M.Pd., bahwa dalam melakukan kegiatan harus mengutamakan protokol kesehatan yang berlaku demi menjaga kesehatan bersama. “Serta jadikan pengetahuan yang sudah didapatkan selama belajar di kampus Universitas Muhammadiyah Malang menjadi bahan implementasi yang nantinya dijadikan sebagai pengabdian dan berguna bagi masyarakat di kehidupan sesungguhnya,” ujar Beti. (riz/can)