Peluang Bisnis Tinggi, UMM Selenggarakan Kelas Profesional Anggrek
Author : Humas | Sabtu, 12 Februari 2022 02:01 WIB
|
Kelas Anggrek yang memiliki peluang usaha menarik di masa depan. (Foto: Humas UMM) |
Tanaman anggrek merupakan komoditas yang menjanjikan untuk dijadikan peluang bisnis. Harga yang lumayan tinggi dibanding tanaman hias lainnya membuat beberapa orang mulai membudidayakan anggrek untuk dijual kembali. Melihat peluang tersebut, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selenggarakan program Kelas Unggulan Center of Excellence (CoE) Tanaman Anggrek.
Penanggung jawab program CoE Anggrek, Drs. H. Nurwidodo, M.Kes., mengatakan bahwa kelas ini dibuat untuk membekali mahasiswa dalam bidang budidaya dan pemasaran anggrek. Pihaknya telah menggaet beberapa mitra industri dan dunia kerja (Iduka) seperti Mitra Flora Nusantara (MFN), Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Anggrek Indonesia (DPP PAI), serta Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Anggrek Indonesia (DPD PAI). Kerja sama ini diharapakan dapat mendorong para peserta untuk menjadi wirausahawan dan angkatan kerja yang kompeten di bidang tanaman anggrek.
“Awalnya, kelas unggulan ini berasal dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan magang kerja yang digagas oleh Program Studi (Prodi) pendidikan Biologi UMM pada agustus tahun lalu. Program tersebut sukses melahirkan lima wirausahawan muda di bidang budidaya anggrek. Karena kesuksesan tersebut, UMM akhirnya mengembangkan program ini menjadi kelas unggulan,” jelas dosen kelahiran Jogja tersebut.
Lebih lanjut, Nurwidodo menjelaskan bahwa program ini tidak hanya terbatas untuk mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum yang tertarik di bidang budidaya anggrek. Adapun rentang waktu pelaksanaan CoE ini dilangsungkan dalamw aktu enam bulan. Tiga bulan awal akan diisi dengan teori di kelas. Setelah itu, tiga bulan selanjutnya para peserta akan diberi kesempatan magang di tempat para mitra.
“Dengan adanya proses belajar langsung bersama para mitra yang kompeten, harapannya dapat membuat para peserta terpacu untuk berwirausaha. Kami juga berkomitmen jika dalam waktu enam bulan tersebut para peserta tidak dapat menjadi wirausahawan, kami akan memperpanjang masa pelatihan,” ungkap dosen Biologi itu.
Di akhir wawancara, Nurwidodo mengatakan bahwa program ini akan terus dikembangkan. Tak hanya bekerja sama dengan petani nasional, pihaknya juga berencana agar nantinya hasil produksi anggrek dari kelas profesional ini dapat diekspor ke negara lain. “Namun, fokus utama kami untuk saat ini adalah mencetak para wirausahawan di bidang budidaya dan pemasaran anggrek,” pungkasnya. (syi/wil)
Shared:
Komentar