Leila S. Chudori Bercerita Secara langsung dihadapan ratusan mahasiswa UMM ( Foto : faqih Humas) |
Ada yang menarik dalam nonton bareng offline Laut Bercerita yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 24 November lalu. Terlihat ada penulis buku Laut Bercerita secara langsung, Leila S. Chudori, di hadapan ratusan peserta. Acara yang digarap program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia bekerjasama dengan New Book Store UMM itu juga dihadiri salah satu produser, Wisnu Darmawan.
Dalam giat tersebut, Leila S. Chudori memaparkan bahwa novel yang ia luncurkan pada tahun 2017 lalu itu terinspirasi dari kisah dari keluarga korban tragedi tahun 1998. Namun dalam isi novel tersebut, digeser menjadi kisah fiksi namun tidak mengubah maksud dan esensi dari nyata. Hal itu ia maksudkan untuk lebih memperhalus dan mempermudah para pembaca dalam mencerna isi dari novel yang ia tulis.
Baca juga : UMM Gaet BYU Amerika, Kaji HAM dan Dunia
“Ini latar belakangnya dari tragedi 1998. Pasti para aktivis sudah paham bagaimana sejarahnya. Namun saya mengambil sudut pandang para korban khususnya dari ibu korban saat anaknya terlibat pada kejadian tersebut. Menurut saya, korban bukan hanya mereka yang terlibat di lapangan, tapi juga par akeluarga yang menunggu di rumah dan merasakan asmosfer kengeriannya,” kata Leila.
Pada kesempatan itu, ia juga memberikan beberapa tips kepada para penulis muda untuk memperdalam serta memperluas wawasan dalam menulis sebuah karya fiksi. Antara lain dengan sering membaca novel para penulis yang terkemuka, menonton film, serta memperluas imajinasi untuk menemukan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan. Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan segala yang sudah ditemukan dalma proses berpikir.
Dia juga berpesan kepada anak muda untuk tidak bosan-bosan dalam menciptakan karya baru. Bisa dengan tulisan, film, produk atau yang lain. Apalagi mengingat bahwa karya itu tidak akan pernah hilang jika sudah jadi dan akan tetap abadi. Terlebih di era digital ini segala informasi bisa terekam bahkan ketika penciptanya sudah tiada.
Baca juga : Dosen UMM Soroti Guncangan sektor Pertanian di Israel Akibat Konflik
“Saya selalu menyisihkan waktu pada hari Sabtu dan Minggu untuk menulis naskah. Sesempit apapun waktunya, pasit saya sempatkan. Jadi, kalian yang masih muda dan punya banyak waktu harusnya bisa memanfaatkan waktu yang realtif lebih senggang. Ciptakan karya-karya baru yang menggugah,” pungkasnya mengakhiri. (*faq/wil)