Penyerahan sertifikat akreditasi Unggul UMM (Foto : Wildan Humas) |
Akreditasi Unggul yang kembali diraih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi salah satu bekal utama untuk memimpin perguruan tinggi lain dalam mencapai predikat World Class University (WCU). Hal itu disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M. dalam penyerahan sertifikat akreditasi Unggul UMM di Rayz Hotel, Jumat (9/9) lalu.
Dyah, sapaan akrabnya yakin bahwa UMM mampu menjadi leader perguruan tinggi untuk mencapai WCU. Namun, perlu ada indikator yang jelas agar masyarakat bisa percaya. Salah satunya yakni akreditasi unggul. Kemudian juga adanya management information system higher education. Sehingga, ada hal yang bisa membuktikan bahwa kualitas perguruan tinggi terkait memang bagus.
“Kami tentu mengucapkan selamat dan sukses kepada Kampus Putih UMM. Kami juga berharap, UMM bisa terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi berbasis internasional. Pun dengan jabatan fungsional yang terus meningkat,” tambahnya.
Baca Juga : Tertarik Batik, Mahasiswa Asing UMM Ingin Berbisnis saat Kembali ke Afrika Barat
Ia juga mengapresiasi berbagai program yang sudah dilakukan UMM, utamanya yang menyasar pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Apalagi dengan kehadiran Center of Excellence (CoE) dan Center for Future of Work (CFW) yang diinisiasi UMM. Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari upaya untuk mewarnai pendidikan tinggi di Indonesia.
“Terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa pada dasarnya PTS maupun PTN tidak ada bedanya. Outputnya sama, pun dengan indikator penilaiannya. Yang membedakan hanyalah siapa pendiri dibaliknya, apakah pemerintah atau non-pemerintah. Maka saya yakin perguruan tinggi dan anak-anak kita keren-keren dan mampu bersaing sengan perguruan tinggi lain,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. bersyukur dengan akreditasi Unggul yang sukses diraih. Menurutnya, akreditasi menjadi nafas dan nyawa perguruan tinggi. Maka, bersyukur menjadi hal yang utama untuk menyikapi prestasi ini.
Baca Juga : MDMC di UMM: Inklusivitas Muhammadiyah Lewat Kemanusiaan
“Bersyukur itu ada adabnya, yakni dengan tidak menyertakan rasa kesombongan pada diri. Pun dengan upaya mengambil pelajaran dari apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT,” ungkap rektor asal Kediri itu.
Fauzan juga sempat membahas mengenai pentingnya SDM dalam memanfaatkan bonus demografi dan menyongsong Indonesia emas 2045 nanti. Maka dari itu, UMM berusaha memberikan kontribusi, salah satunya melalui CoE untuk mencetak generasi skillfull dan cakap agar mampu menopang Indonesia di masa depan. Pun dengan CFW yang mendorong anak muda untuk menguasai pekerjaan-pekerjaan masa depan.
Adapun akreditasi Unggul ini merupakan puncak tertinggi akreditasi sebuah perguruan tinggi di tingkat nasional. Ada beberapa aspek yang dinilai, mulai dari sumber daya manusia yang ada, publikasi ilmiah, penjamin mutu internal dan sederet lainnya. Hanya ada segelintir perguruan tinggi yang mampu meraih arkeditasi ini. Pada periode sebelumnya, UMM juga menyandang akreditasi A dan dikonversi menjadi Unggul pada tahun lalu. Pada tahun ini, Kampus Putih berhasil mempertahankannya berkat kinerja yang baik di berbagai aspek. (wil)