Mahasiswa PGSD saat fashion show di Auditorium UMM. |
UJIAN akhir tidak melulu berhadapan dengan kertas dan menghafal banyak teori. Contohnya Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mengadakan fashion show dan pameran ketrampilan bernuansa kearifan lokal sebagai ujian akhir semester (UAS) salah satu mata kuliahnya. Kegiatan ini dikemas dengan konsep Indonesian Pageants atau pagelaran Indoensia.
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium UMM, Kamis (15/12) ini kemasan tugas UAS mata kuliah pendidikan seni budaya dan ketrampilan. Menurut dosen pengampu mata kuliah tersebut, Dr Arif Budi Warianto MSi, Indonesian Pageants adalah uji komperehensif mata kuliah. Dalam acara ini, mahasiswa dituntut menyelenggarakan suatu acara yang mengangkat inovasi batik dan ketrampilan tradisional.
Tidak hanya memperkenalkan batik pada mahasiswa UMM saja, tapi juga pada masyarakat internasional. Justru, target utama pagelaran seni ini adalah mahasiswa asing yang sedang belajar UMM. Menurut Arif, dengan bergabungnya mahasiswa asing dalam acara ini, maka mahasiswa PGSD telah melakukan diplomasi budaya pada masyarakat internasional. “Nantinya, para mahasiswa asing ini akan menginformasikan ke negara mereka masing-masing tentang batik dan filosofinya,” ungkap Arif.
Semua yang ditampilkan di sini, lanjut Arif, murni merupakan hasil kerja mahasiswa PGSD angkatan 2013. “Mulai dari konsep acara, inovasi batik yang ditampilkan tiap kelompok, semua dikerjakan oleh mereka sendiri,” jelas Arif yang juga kepala Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM ini.
Dalam acara yang bertemakan “Batik Warisan Budaya Dunia” ini, Arif juga menyampaikan, Indonesian Pageants merupakan bentuk pengenalan konsep pendidikan terintegrasi dengan seni dan budaya. Ada tiga karakter yang ingin ditanamkan Arif pada mahasiswanya. Pertama, karakter kerjasama, disiplin dan rela berkorban. “Tiga karakter itu adalah karakter yang ingin dicapai, sehingga mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang sudah mereka pelajari dalam kelas,” jelas Arif.
Menurut Arif, acara ini juga memberikan pengalaman estetik yang akan selalu teringat oleh mahasiswa. Dalam teori assessment, dengan mahasiswa mempraktekkan teori yang didapat dalam kelas, maka akan melekat kuat dan akan lebih paham.
Sekretaris prodi PGSD, Dyah Worowirastri Ekowati MPd mengapresiasi tinggi atas terselenggarakannya Indonesian Pageants ini. Dyah menjelaskan, batik memiliki seribu filosofi yang sangat mendalam. “Tema batik yang diangkat sangat cocok untuk pemuda. Karena batik mengandung arti kecermatan, kekuatan, keseriusan dan ketelitian,” jelas Dyah.
Dalam acara itu juga dipamerkan ketrampilan dari olahan batik seperti dompet dari kain batik dan semacamnya. Juga dipamerkan karya seni anyaman, lukisan dan juga foto tentang budaya Indonesia. Tak ketinggalan tari-tari tradisional juga diperlihatkan oleh mahasiswa PGSD. (jal/han)