Rektor UMM yang menekankan bahwa guru menjadi ujung tombak mencetak generasi emas 2045. (Foto: Wildan Humas) |
Guru menjadi faktor penting dalam upaya menyukseskan Indonesia emas pada tahun 2045 nanti. Ditambah lagi dengan awal puncak bomus demografi yang akan terjadi pada 2030 mendatang. Itu ditegaskan Rektor Universitas Muhammadiyah malang (UMM) Dr. Fauzan, M.Pd. dalam Orientasi Akademik Program pendidikan profesi guru (PPG), Rabu (24/8) lalu.
Fauzan mengajak peserta PPG untuk merenungkan siapa yang akan memegang kepemimpinan di 2030 nanti. Jawabanya ialah anak-anak didik yang kini sedang menimba ilmu di sekolah dasar. Maka, para guru dinilai mnejadi ujung tombak dalam upaya melahirkan generasi masa depan.
Adapun mahasiswa PPG yang berkuliah di UMM berjumlah 661 mahasiswa. Terdiri dari bidang matematika sebanyak 34 orang, bahasa Indonesia 35 orang, PKN 35 orang, bahasa Inggris 70 orang serta 487 orang di bidang pendidikan guru sekolah dasar. Para peserta PPG juga berasal dari 106 kabupaten dan kota yang berbeda.
Lebih lanjut, Fauzan juga ingin agar peserta PPG mampu memproyeksikan hal apa saja yang akan terjadi di masa depan. Salah satunya adalah lingkungan yang serba digital. Pun dengan pola komunikasi yang berbeda pula. Maka, tidak ada jalan lain selain mengupgrade diri agar bisa memberikan pengetahuan dan skill terkini kepada anak-anak didik.
Terkait bonus demografi, Rektor asli Kediri tersebut menjelaskan bahwa jumlah usia produktif akan sangat tinggi dibandingkan yang tidak produktif pada 2045 nanti. Bahkan jumlah masyarakat dengan usia produktif akan mencapai 77,7 persen. Jika mampu memanfaatkannya, bukan tidak mungkin Indonesia bisa masuk di jajaran negara dengan perkembangan ekonomi raksasa. Pun sebaliknya, jika tidak bisa memaksimalkan bonus demografi, maka semua mimpi akan sirna dan sia-sia.
“Sekali lagi saya tekankan bahwa pendidikan dan guru memiliki peran penting mewujudkan Indonesia emas 2045. Jadi, PPG tidak semata-mata hanya untuk administrasi maupun finansial saja. Namun yang lebih substansial adalah bagaimana guru mampu mendidik dengan baik anak-anak yang menjadi pemegang estafet selanjutnya,” tegasnya.
Hal serupa juga ditegaskan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM Dr. Trisakti Handayani, M.M. Menurutnya, para peserta PPG UMM harus bersungguh-sungguh untuk melalui semua proses yang pendidikan. Apalagi ada sebanyak 1,4 juta guru yang masih harus menunggu giliran mengikuti PPG.
“Saya yakin, jika saudara-saudara bisa bertahan dan serius melewati program pendidikan ini, maka predikat guru profesional otomatis akan melekat. Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan baik yang ada di depan mata. Semoga teman-teman bisa lulus dan menjadi guru panutan peserta didik,” harapnya mengakhiri. (wil)