Presiden Iran Meninggal, Bagaimana Dukungan untuk Palestina?

Author : Humas | Selasa, 28 Mei 2024 14:20 WIB
Haryo Prasodjo, M.A. (Foto : Istimewa).

Perang antara Israel dan Palestina terus memanas hingga saat ini. Serangan roket dari Gaza dan balasan militer Israel telah mengakibatkan ketegangan yang semakin sulit dikendalikan. Di tengah konflik yang berkecamuk ini, dukungan dari negara-negara lain menjadi faktor yang signifikan. Iran, yang telah lama mendukung Palestina, baru saja menghadapi guncangan besar dengan meninggalnya Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter. Lantas, bagaimana dukungan Iran pasca meninggalnya Presiden Raisi?

Menanggapi hal tersebut, Haryo Prasodjo, M.A., selaku dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan pandangannya tentang dampak dari peristiwa ini. “Konflik antara Israel dan Palestina adalah imbas dari peristiwa di masa lalu. Dari segi hubungan internasional, Iran ingin menunjukkan kekuatan baru dalam politik regional,” ujarnya. 

Haryo menambahkan bahwa dukungan Iran terhadap Palestina juga dipengaruhi oleh dinamika internal seperti kepentingan politik, identitas regional dan adanya hubungan kerja sama dengan negara lain. Secara geografis, lokasi Iran yang relatif dekat dengan Israel dan Palestina menambah kompleksitas situasi. "Di negara-negara Timur Tengah, aspek kesukuan tidak dapat diabaikan. Ini mempengaruhi bagaimana Iran melihat kepentingannya dalam konflik ini," jelas Haryo. 

Baca juga : Tim Mahasiswa UMM Kembangkan Alat Bantu Jalan untuk Lansia

“Sebenarnya konflik ini terjadi atas dasar masalah pengakuan atau kedaulatan, di mana Palestina tidak mendapatkan pengakuan dari internasional. Sementara itu, negara internasional terutama negara muslim belum cukup berani untuk memutuskan kedaulatan tersebut, karena saat ini cenderung menganut sistem barat,” jelasnya.

Kematian Presiden Raisi menyebabkan ketidakpastian politik di Iran. Terlebih, Iran sedang mengalami masa transisi kepemimpinan yang penting. Iran harus mempertimbangkan kembali mengenai keterlibatannya dalam perang dan memastikan apakah pengganti presiden Raisi memiliki visi, misi, dan perspektif yang sama.

Meskipun kematian Presiden Iran tidak langsung mengubah dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan Palestina, namun ketidakstabilan politik bisa mempengaruhi seberapa aktif Iran dapat terlibat dalam konflik Israel-Palestina. Menurut Haryo, saat ini belum ada perubahan signifikan dalam peta konflik antara Israel dan Palestina. "Dunia internasional masih fokus pada bantuan kemanusiaan, diplomatik di PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), serta dukungan moril dan materiil," jelasnya. 

Namun, ketegangan konflik diperkirakan akan semakin meningkat dengan adanya kabar meninggalnya Presiden Raisi yang belum jelas penyebabnya. Entah memang karena campur tangan Israel atau justru faktor internal dari helikopter maupun faktor cuaca.

Baca juga : UMM Wakili Kampus Indonesia di Ajang WWF dan Direkognisi UNESCO

Di tengah situasi yang semakin kompleks ini, Haryo menekankan pentingnya kesatuan di antara kelompok-kelompok Palestina. "Hamas dan Fatah, sebagai dua kelompok besar di Palestina harus memiliki satu suara mengenai masa depan Palestina. Masalah internal ini seharusnya diselesaikan lebih dulu sebelum merambah ke tingkat internasional," katanya. (lai/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image