Rektor UMM, Fauzan, saat menerima piala AKU dari Koordinator Kopertis VII Jawa Timur, Prof Suprapto. Foto: Rino Anugrawan |
UNTUK kesembilan kalinya, UMM mempertahankan predikatnya sebagai kampus terunggul di Kopertis VII Jawa Timur. Rektor UMM, Fauzan, menerima piala Anugerah Kampus Unggul (AKU) dari koordinator Kopertis VII, Prof Suprapto, disela-sela acara Rakerpim Perguruan Tinggi di hotel JW Marriot Surabaya, Kamis (26/5). Penyerahan secara simbolik piala AKU dilakukan di depan prosesi wisuda ke-80 periode II tahun 2016, hari ini (28/5) di UMM Dome.
UMM dinilai sebagai kampus kategori universitas yang berhasil mempertahankan keunggulan-keunggulan dalam empat bidang. Yakni, pendidikan dan kerjasama; pendidik dan tenaga kependidikan, penelitian dan pengabdian; serta pengajaran dan pembinaan kemahasiswaan. UMM mengungguli Universitas Petra Surabaya dan Universitas Surabaya, yang masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga.
Menurut koordinator Kopertis VII, Prof. Soeprapto, kampus swasta harus mampu menunjukkan kualitasnya setelah meraih peringkat secara kuantitatif melebihi kampus negeri. "Saat ini sudah banyak kampus swasta yang lebih unggul dari kampus negeri, termasuk UMM ini," tuturnya.
Prestasi UMM membuat mahasiswa dan alumni ikut bangga. Rohana, mahasiswa asal Kepanjen Malang, mengaku sejak sebelum menjadi mahasiswa sering mendengar perolehan prestasi UMM. “Ternyata bertahan sampai saat ini, alhamdulillah. Selamat ya pak rektor,” kata mahasiswa Komunikasi ini.
Hal senada diungkapkan M. Zulfikar Akbar asal Bontang Kalimantan Timur. Lulusan yang ikut diwisuda ini menjadikan prestasi UMM sebagai alat ukur memasuki dunia kerja. “Siapa sih yang tak kenal UMM. Alhamdulillah saya dan teman-teman dulu juga menyumbangkan prestasi prestasi loh,” katanya. Zulfikar pernah meraih Juara I lomba penulisan jurnalistik tingkat nasional di Universitas Indonesia.
Selain kampusnya meraih piala AKU, mahasiswa UMM juga sedang panen prestasi. Tim mahasiswa Fakultas Hukum memenangkan kompetisi Debat Konstitusi Nasional di dua tempat sekaligus, yaitu di Universitas Muhammadiyah Yogjakarta dan Universitas Mataram. Sedangkan UKM pecinta alam Dimpa dalam lomba lintas medan di Semarang.
Rektor UMM mengaku pencapaian ini sebagai landasan untuk bekerja lebih keras. Pihaknya tak mau terjebak pada indikator administratif sehingga menurunkan produktivitas. "Tidak ada pilihan selain memacu kualitas dan luaran-luaran yang dapat dirasakan masyarakat luas. Intinya hilirisasi menjadi pilihan mutlak bagi kita saat ini," tegas Fauzan. (nas)