Para mahasiswa PBSI UMM yang mendalami perannya dalam teater (Foto : Haqi Humas) |
Bukan hanya memberi pemahaman kognisi, berteater juga memicu daya kreativitas lebih kuat. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Hari Sunaryo, M.Si. selaku dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam gelaran pentas seni teater yang diadakan oleh mahasiswa prodi PBI UMMdi Aula Biro Administrasi Umum (BAU), Sabtu (6/8) lalu.
Dalam gelaran teater itu, total ada empat kelompok yang memberikan penampilan terbaiknya. Ada yang menampilkan teater bertema dukun-dukunan hingga nuansa kota yang tak henti bernyanyi. Para penampil berupaya dan bekerja keras agar mampu menyajikan penampilan yang menghibur.
Pada kesempatan itu, Hari menyampaikan jika kegiatan ini merupakan gelaran teater pertama setelah dua tahun pandemi. Ini juga menjadi buah hasil dari mata kuliah keterampilan sastra produktif unit kompetensi penyutradaraan. Malalui gelaran teater, mahasiswa didorong untuk menyalurkan ide kreatifnya yang kemudian disalurkan untuk merancang hingga mengeksekusi pagelaran teater.
“berhubung sudah vakum selama dua tahun, saya mengajak mahasiswa berdiskusi atas fenomena-fenomena yang terjadi untuk nantinya dibawa ke dalam alur cerita. Kami menganalisisi terkait aktor, media, pencahayaan dan latar panggunng yang dibawa ke perspektif pertunjukan teater,” ujarnya.
Baca Juga : Webinar Teknik Mesin UMM Beri Tips Mahasiswa Lulus Bebas Skripsi
Gelaran teater kali ini membawa filosofi tontonan itu menuntun. Melalui filosofi tersebut, mahasiswa memiliki landasan mengekseskusi cerita dengan tetap menyelipkan nilai-nilai kebajikan. Alasanya adalah karena sebagai mahasiswa bukan hanya perihal kreatif, tapi juga memberi kebermanfaatan yang baik. “Maka terkait pemilihan naskah hingga penggarapan harus menggunakan nilai-nilai tersebut. Sebab, kami membawa jargon menonton itu menuntun,” ungkapnya.
Hari berharap setelah terlaksananya penampilan tersebut mahasiswa mempunyai pemahaman dan kemampuan menyutradarai pertunjukan teater. Mahasiswa juga diminta agar bisa memimpin pertunjukan serta melakukan pembinaan teater ketika di luar bangku perkuliahan.
“Goalsnya tentu mendorong mereka agar mampu memproduksi sendiri pertunjukan teater yang nantinya ketika sudah lulus kuliah bisa menjadi bekal untuk disalurkan kepada siswanya jika kelak menjadi seorang guru,” pungkasnya.
Total ada empat kelompok yang menggelar pentas seni teater, yaitu Sranti Arutali, Oasis, Hawicarita, dan Naungan Surau. Selain itu, untuk memantik kreativitas mahasiswa, adapula penganugerahan kategori pemeran pendukung wanita terbaik hingga pemeran utama wanita terbaik. Pun dengan peran pendukung pria terbaik, peran utama pria terbaik, sutradara terbaik, artistik terbaik serta ilustrasi terbaik.
Baca Juga : Tim E-Sport UMM Raih Juara Kompetisi Mobile Legend
Di sisi lain, Ahmad Setya Nurdiansyah selaku mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini karena memiliki nilai positif. Apalagi dengan euforia para penonton yang cukup tinggi.
Namun, rentetan acara tersebut bukan tanpa kendala. Ia mengatakan bahwa rekan-rekannya cukup kesulitan untuk berkoordinasi. Namun, semua bisa diatasi sehingga mampu berjalan menghibur. Menurutnya, ada dua hal dari dirinya yang bertambah, yakni pemahaman sastra dan kepeduliannya akan sastra.
“Saya dan teman-teman juga berharap event-event teater bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. khusunya para anak muda dan mampu menarik animo mahasiswa untuk menonton dan mencintainya. Terbukti, kemarin ada cukup banyak masyarakat yang hadir untuk menikmati sajian tiap kelompok,” tuturnya mengakhiri. (ros/wil)