DALAM berkarya, Guru Besar Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM Prof Dr Ir Indah Prihartini MPselalu berpikir tentang apa manfaatnya bagi masyarakat. Tak mengherankan jika riset yang dilakukan Indah selalu diawali keprihatinannya pada kondisi masyarakat.
Salah satunya ketika ia menemukan bahwa air susu segar sapi perah mengandung 12 residu organoklorin paling berbahaya. “Ternyata, sumber residu susu berasal dari pakan hijau, konsentrat, dan air minum yang dikonsumsi sapi,” jelas peraih juara satudosen berprestrasi 2011 Kopertis Wilayah VII ini.
Indah melanjutkan, pakan itu berasal dari tanaman, sementara tanaman dibudidaya dengan bahan kimia dan intensif pestisida-insektisida. Residu itu lalu tertinggal di buah, biji, dan daun, termasuk dichloro-diphenyl-trichloroethane (DDT), salah satu pestisida sintetis berbahaya yang baru bisa didegradasi 30 tahun di tanah.
Melalui penelitian mendalam, Indah akhirnya menghasilkan temuan tentang mikroba atau bakteri yang bisa mendegradasi senyawa komplek organik dan anorganik, termasuk senyawa berbahaya DDT. “Tiap mikroba punya siklus hidup. Siklus inilah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk pertanian, peternakan, dan perikanan, yang berkualitas dan aman dikonsumsi,” katanya.
Di samping penelitian tersebut, beberapa proyek riset yang tengah dilakukan Indah di antaranya identifikasi antibakteri berbasis herbal dan implementasinya pada budidaya ikan nila dan mas, juga tentang senyawa aktif fungi sebagai biofungisida bagi proteksi tanaman. Ia pun tengah meriset pengembangan dan produksi starter untuk biogas berbasis rumput serta melakukan perakitan feed-food aditif alami berbasis potensi lokal.
Selain itu, Indah aktif mengawal program pengembangan pembibitan sapi potong lokal berbasis kawasan di Brang Rea, Nusa Tenggara Barat, dan mendampingi pengembangan klaster sapi perah di Kabupaten Jember. Sebelumnya pada 2015 ia juga mengawal pengembangan teknologi pengawetan dan peningkatan kualitas pakan ruminansia di Bangkalan, Madura. Di tahun yang sama, Indah berperan aktif dalam pengembangan klaster sapi potong terpadu berbasis padi di Matang Segantar, Kalimantan Barat. (ich/can/han)