Panen Perdana Padi Organik UMM dan Petani Bali (Foto : Rino Humas) |
Kontribusi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) aspek pertanian di Subak Bengkel, Tabanan, Bali memberikan hasil yang bagus. Hal itu dapat dilihat dari panen perdana beras organik yang mampu menghasilkan 9 hingga 12,5 ton per hektar di lahan yang diproses dengan sistem organik. Turut hadir dalam panen perdana itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Made Subagia, Perwakilan Unesco, hingga Asisten Bupati Tabanan Bidang Perekonomian dan Pembangunan Gede Dalem Trisna Ngurah.
Beberapa bulan sebelumnya, sederet tim beserta Rektor UMM dan pemerintah daerah setempat juga telah melakukan penanaman padi organik. Kemudian pada bulan ini, hasil dari penanaman tersebut akhrinya bisa dipanen. Adapun kontribusi dan bimbingan ini merupakan bagian dari program UMM yang disebut dengan Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M). Sebelumnya, Kampus Putih juga sukses bekerjasama dengan berbagai daerah seperti Bondowoso, Jember, dan lainnya. Ini juga upaya UMM untuk turut serta mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk menjaga kelestarian warisan budaya Subak di Bali.
Baca juga : Berkat Teliti Pariwisata Halal, Dosen UMM Raih Dana Hibah Dikti
Ketua tim UMM Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, M.P. menjelaskan pengerjaan proyek dan demplot tersebut berada di sembilan titik yang luasnya 6,5 hektar ditambah dengan 1,6 hektar. Ada dua tipe beras yang dihasilkan. Pertama, beras sehat yang dalam prosesnya ada pengurangan pupuk kimia 50 persen. Jumlah produk pertama yang dihasilkan mencapai 12,5 ton per hektar. Sementara produk kedua adalah beras yang dihasilkan secara full organik. Produk ini mampu dihasilkan sebanyak 9 ton per hektar.
“Angka ini sudah tergolong bagus karena hasil dari penanaman secara organik biasanya menurun pada percobaan pertama dan baru meningkat pada percobaan ketiga atau empat. Sementara di Subak Bengkel ini hasilnya sangat memuaskan dengan sembilan ton per hektar pada penanaman pertama,” kata Indah, sapaannya.
Baca juga : Mahasiswa BIPA UMM Asal Vietnam Menangi Lomba Nyanyi se-Jatim
Ia mengatakan bahwa UMM tidak hanya mendampingi petani pada proses budidaya saja. Namun juga dari bagaimana petani menghasilkan produk saprodi seperti pupuk padat dan cair organik, pestisida hayati, proses pengolahan tanah, pengelolaan air dan lain sebagainya. Menurutnya, hasil baik ini menjadi bukti kerjasama yang apik antara pemerintah kabupaten Tabanan, para petani di Desa Bengkel, dan tenaga ahli dari UMM.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia mengatakan, hasil bagus ini tidak lepas dari proses yang panjang. Baik itu proses kelembagaannya, peningkatan sumber daya mansua, dan lainnya. Termasuk terkait bimbingan dan dampingan dari dinas pertanian, tim Kampus Putih UMM serta Unesco. Sehingga beras organik dengan nama Asasta bisa diproduksi dengan baik.
Apalagi didukung dengan adanya tempat pengolahan sampah berbasis reduce reuse dan recycle (PS3R) yang ada di lokasi. Sehingga mampu menghasilkan dan memodifikasi pupuk organiks ecara mandiri yang memiliki kandungan yang sesuai dengan kebutuhan petani.
Hal serupa juga disampaikan Perbekal Desa Bengkel I Nyoman Wahya Biantara. Pihaknya mengapresiasi bimbingan dan arahan dari UMM terkait pertanian organik di Desa Bengkel. Menurutnya, hasil yang didapat cukup menggembirakan hingga 9-12,5 ton per hektar. Ia mengaku, ada beberapa kendala dalam prosesnya, terutama terkait perubahan pola dalam menanam dan larangan menggunakan bahan kimia.
“Kerja keras semua pihak terbayar lunas dengan hasil yang menggembirakan ini. Ke depan, kita bisa terus meningkatkan roda perpurataran sirkulasi ekonomi dengan lebih baik lagi. Mulai dari hulur ke hilit,” pungkasnya mengakhiri. (*wil)