Puluhan Mahasiswa dari 5 Universitas Jepang Selami Bahasa dan Budaya Indonesia di BIPA UMM

Author : Humas | Selasa, 14 Agustus 2018 13:50 WIB
 
 
Berbicara tentang Indonesia, siapapun tak akan pernah puas menikmati kebudayaanya. Bagi 35 mahasiswa asal Jepang ini misalnya, berkunjung ke Indonesia dan merasakan sehari berbudaya Indonesia adalah hal yang tak terlupakan.
 
Kiyokawa Joe seorang mahasiswa asal Wako University mengaku, perasaan bahagia sudah muncul sejak ia sampai di negara beriklim tropis ini. “Saya senang datang hari pertama di sini, orang ramah-ramah,” jelasnya. 
 
Hadir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin (13/8), 35 mahasiswa Jepang tersebut tergabung pada program Fieldwork of International Cooperation 2018. Di kampus putih inimereka disuguhi dengan berbagai kegiatan di Kelas Bahasa dan Budaya.
 
“Saya baru saja mengikuti kelas membaca dan berbicara bahasa Indonesia, selamat siang, terima kasih, nama saya Yuma,” tutur Takashi Yuma menjajal kemampuan Bahasa Indonesianya.
 
Diawali dengan seremonial penerimaan mahasiswa-mahasiswa tersebut, Asisten Rektor Bidang Kerjasama Soeparto menyatakan bahwa kunjungan para akademisi dari Jepang ini diharapkan dapat menjadi awal mula bagi UMM membangun kerjasama yang lebih luas, utamanya dengan negeri sakura tersebut.
 
“Saya berharap kunjungan ini bisa belanjut ke kunjungan-kunjungan lainnya, terutama untuk kunjungan kerjasama,” papar Soeparto.
 
Gayung bersambut, perwakilan dari Wako University Bambang Rudyanto juga menginginkan hal serupa dapat terlaksana. Ia bahkan berharap, pada kerjasama selanjutnya mahasiswanya juga dapat memperoleh beasiswa belajar Bahasa dan Budaya di UMM seperti mahasiswa asal Jepang yang lain. 
 
“Di sini sudah ada beberapa mahasiswa asal Jepang yang belajar bahasa dan budaya, saya harap kalian juga bisa seperti mereka,” terang dosen asal Indonesia ini.
 
Usai Kelas Bahasa, acara yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM ini dilanjutkan dengan Kelas Budaya yaitu membatik dan menari.
 
“Saya pilih membatik, karena saya tidak pandai menari dan menari di sini indah sekali,” ujar mahasiswa yang lain, Ito Takuto.
 
Ditutup dengan serangkaian permainan luar ruangan, salah satu mahasiswa Jepang, Kiyokawa Joe merasa sangat bahagia mendapatkan banyak pengalaman di UMM. Ia pun berharap kelak akan kembali lagi kesini untuk merasakan pengalaman belajar yang lebih lama. “Sangat senang datang ke sini, saya akan ke sini lagi untuk mencoba belajar di sini,” jelas Joe.  
 
Penanggungjawab kegiatan pengenalan permainan tradisional Danang Fitrian Wibisono menyampaikan, ada tiga macam permainan tradisional yang dikenalkan pada mahasiswa Jepang tersebut yakni rangku alu (tari tongkat), balap karung, hula hoop beregu, dan klompen beregu. 
 
Berbagai permainan tradisional tersebut selain sebagai pengenalan budaya Indonesia, juga sebagai cara untuk menunjukkan identitas dan kepribadian bangsa.
 
“Harapannya, mereka bisa belajar banyak tentang nilai yang ada di masyarakat kita seperti kerjasama, kesopanan, santun, ramah dan rendah hati serta dapat membawa nilai ini hingga ke tanah kelahiran mereka,” pungkas pria yang juga menjadi pengajar di BIPA UMM tersebut. 
 (Humas UMM)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image