Lalu Dhiya Ditria Mahasiswa HI UMM peraih beasiswa IISMA. (Foto: Istimewa) |
Salah satu pengalaman menarik ketika kuliah ke luar negeri adalah luasnya relasi pertemanan dari berbagai negara yang kelak bisa dimanfaatkan. Baik untuk kolaborasi pendidikan, bisnis atau yang lain. Hal tersebut disampaikan oleh Lalu Dhiya Ditria, mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berhasil meraih beasiswa program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Berkat ketekunannya dalam belajar dan mudahnya akses infromasi beasiswa dari UMM, Ditria sapaan akrabnya berhasil menimba ilmu selama satu semester di University of Sussex, Kota Brighton, Inggirs. Impiannya untuk merasakan cuaca dingin di negeri orang sukses digapai.
Baca juga: KESI UMM: Jangan Sepelekan Peran Hukum di Dunia Maya
Sedari kecil ia memang menyukai bahasa, terutam bahasa Inggris. Sudah tak terhitung berapa lembaga les bahasa yang sudah ia ikuti dari kecil. Hal itu juga yang menginspirasinya untuk berupaya belejar di negeri orang, terutama Britania Raya.
Selama di sana, ia mengaku berada di lingkungan yang sangat supportif. Mulai dari informasi dan peluang mendapatkan pekerjaan, memperoleh bimbingan konseling, materi menulis artikel yang benar dan sesuai standar dan teman-teman yang asyik diajak berdiskusi.
“Apalagi University of Sussex merupakan kampus yang bergengsi di Inggris dan tingkat kompetisinya sangat tinggi. Saya juga senang bisa mendapatkan akses belajar di English Language Center untuk membantu saya dalam menulis, membuat tugas dan medium yang sesuai standar kampus,” terangnya.
Satu hal yang menurutnya menarik adalah pembelajaran menggunakan kasus terbaru. Para mahasiswa diajak untuk menganalisis berdasarkan kasus yang sedang hangat dan relevan. Hal itu menurutnya membuat mahasiswa lebih tertarik ikut berdiskusi.
Baca juga: Mahasiswa UMM Ceritakan Susah Senang Belajar di Liverpool
Kebetulan ia juga memiliki waktu luang yang digunakna untuk mengeksplor kampus. Mulai dari taman yang seringkali jadi tempat mahasiswa lain berkumpul hingga gedung-gedungnya yang memiliki arsitektur menarik. Satu tempat yang selalu ia sukai adalah perpustakaannya yang nyaman dan mendukung untuk belajar.
“Di sana, selain belajar dan jalan-jalan, saya juga melakukan pekerjaan part-time. Hal itu diakrenakan di University of Sussex mahasiswanya didorong untuk lebih work-oriented. Jadi, kami tidak hanya fokus belajar, tapi juga mampu memanajemen keuangan dan kemampuan,” katanya.
Perbedaan lain yang ia dapakan selama kuliah adalah komunikasi antar mahasiswa. Baginya, mahasiswa di sana lebih individualis. Terutama saat mengerjakan kerja kelompok. Mereka terkesan diam tapi pada akhirnya mampu selesai dengan baik.
“Kalau saya perhatikan, mahasiswa di sana lebih komunikatif dalam mengerjakan tugas. Kerja kelompok juga berjalan efisien karena saat bertemu kami membahas poin-poin penting saja. Mereka juga jarang mengadakan komunikasi via online karena kesibukan,” pungkasnya. (ros/wil)